kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan aset properti dinilai sebagai aksi korporasi yang wajar


Kamis, 22 April 2021 / 19:34 WIB
Penjualan aset properti dinilai sebagai aksi korporasi yang wajar
ILUSTRASI. Kawasan perkantoran di Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Wluyo/25/03/2021.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan April ini, paling tidak sudah ada dua perusahaan properti Indonesia yang menjual asetnya. Pertama, PT Sentul City Tbk (BKSL) yang menjual tanah dan bangunan AEON Mall Sentul City senilai Rp 1,9 triliun. Selanjutnya ada Sinar Mas Land yang menjual kantor dan residensial di London. Nilai dari transaksi tersebut mencapai 72 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menilai, langkah yang dilakukan Sentul City dan Sinar Mas merupakan sebuah strategi korporasi yang normal. Totok tidak melihat penjualan aset tersebut sebagai tren yang menandakan keterpurukan sektor properti di tahun ini.

Totok memang mengamini, pandemi covid-19 tahun lalu berdampak signifikan pada hampir semua sektor usaha, tak terkecuali properti. Sebagian besar emiten pun mengalami penurunan pendapatan, bahkan ada yang berbalik rugi. 

Namun, Totok menegaskan bahwa sektor properti masih bisa bertahan. Bahkan, mulai bisa merangkak naik di awal tahun ini. Kucuran insentif yang diberikan pemerintah juga adanya pemulihan dari pandemi covid-19 menjadi katalis positif. 

Baca Juga: Pada kuartal I, Lippo Karawaci (LPKR) kantongi marketing sales Rp 1,31 triliun

"Belum (menjadi tren penjualan aset). Memang ada perusahaan yang mengalami musibah (kerugian dan utang), tapi itu kan as ussual saja dalam bisnis. Kita optimistis bisa bangun lagi," kata Totok saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/4).

Selain untuk memperbaiki kinerja keuangan atau menutup utang, penjualan aset properti juga memperhitungkan nilai bisnis dan pengembalian investasi. Apalagi, dana yang didapat pun dipakai untuk menunjang operasional atau ekspansi.

"Dimana ada kesempatan yang menurut perusahaan menguntungkan dibandingkan investasi yang sudah dilakukan. Itu pertimbangan dari masing-masing perusahaan," sambung Totok.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×