Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri
JAKARTa. Kinerja produsen ban mulai terlihat mengempis. Tiga perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak mencatatkan rugi periode berjalan di semester I-2015.
PT Gajah Tunggal Tbk, misalnya, merugi Rp 351,28 miliar. Sementara PT Multistrada Arah Sarana Tbk merugi senilai US$ 4,62 juta atau sekitar Rp 62,28 miliar, dan PT Goodyear Indonesia mencatatkan kerugian US$ 353.759 atau sekitar Rp 4,77 miliar (asumsi kurs US$ 1=Rp 13.481).
Multistrada menyebutkan, pemicu kerugian adalah penurunan penjualan ban, baik pasar ekspor maupun domestik. Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran dan Penjualan Multistrada, menyatakan, pada paruh pertama tahun ini, permintaan ban dari kawasan Timur Tengah turun signifikan. Selama ini, Multistrada banyak mengekspor ban ke kawasan tersebut.
Penurunan penjualan ban di Timur Tengah mengikuti penurunan harga minyak dunia. Negara-negara penghasil minyak di kawasan itu mengurangi permintaan ban.
Akibatnya, ekspor ban Multistrada ke Timur Tengah turun lebih dari separuh, dari US$ 32,29 juta di semester I-2014 menjadi US$ 16,84 juta di semester I-2015. "Untunglah penjualan kami di Amerika Serikat dan Jepang masih bisa naik 30% dan 15%," kata Uthan kepada KONTAN, Minggu (2/8).
Nilai ekspor ban Multistrada pada semester I-2015 mencapai US$ 95,12 juta atau setara dengan 71,75% terhadap total penjualannya yang senilai US$ 132,58 juta. Selebihnya berasal dari penjualan ban di pasar domestik. Tujuan ekspor ban buatan perusahaan berkode MASA di BEI itu adalah ke kawasan Amerika, Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia dan Afrika.
Asal tahu saja, total penjualan bersih Multistrada pada paruh pertama tahun ini senilai US$ 132,58 juta. Angka itu turun 11,65% dibandingkan dengan penjualan periode serupa tahun lalu.
Penjualan Gajah Tunggal juga turun pada paruh pertama tahun ini. Penjualan di semester I-2015 tercatat Rp 6,19 triliun atau turun 5,64% ketimbang semester I-2014.
Hanya Goodyear yang masih mencetak pertumbuhan penjualan di semester I-2015. Penjualan produsen ban ini hanya tumbuh tipis 0,01% dari US$ 79,24 juta di semester I-2014 menjadi US$ 79,25 juta di semester I-2015.
KONTAN telah mencoba menghubungi manajemen Gajah Tunggal dan Goodyear Indonesia. Namun hingga berita ini turun, keduanya tak memberikan pernyataan.
Menyiapkan siasat
Untuk mengerem laju penurunan penjualan ban pada paruh kedua ini, produsen ban mulai memutar otak. Multistrada memprediksikan, pasar Timur Tengah masih tak bisa diandalkan. Untuk itu, Multistrada akan menggenjot ekspor ban ke Amerika Serikat dan Jepang yang masih tumbuh sepanjang semester I 2015.
Multistrada juga berniat meningkatkan efisiensi proses produksi. "Tahun ini kami menekankan efisiensi dengan menghapus jam kerja lembur tanpa melakukan PHK terhadap karyawan," ujar Uthan.
Toh, perusahaan ini berharap upaya tersebut tidak mengurangi produksi ban. Bahkan perusahaan ini berniat menambah kapasitas produksi dari 28.500 unit menjadi 32.500 unit ban per hari. Caranya, perusahaan tersebut menambah mesin produksi yang menghabiskan nilai investasi US$ 30 juta.
Selain efisiensi dalam proses produksi, Multistrada kembali melirik potensi pasar domestik. Perusahaan ini berharap, pasar ban lokal bisa menggeliat seiring niat pemerintah merealisasikan sejumlah proyek infrastruktur di semester II-2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News