Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil bekas pada tahun ini berpotensi semakin ngegas. Harga mobil baru yang cenderung mahal, mendorong pergeseran minat beli konsumen ke mobil bekas atau seken.
Dalam pemberitaan KONTAN Senin, 23 Juli 2018, sejumlah agen pemegang merek (APM) menimbang untuk menaikkan harga jual mobil baru. Hal tersebut menjadi strategi mereka menghadapi kenaikan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Pada saat yang bersamaan, penjual mobil bekas menghitung peluang bisnis dari kondisi tersebut. Hingga pekan terakhir Juli 2018, sebanyak 2.000 unit mobil sudah terjual di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua di Jakarta. Bursa mobil bekas tersebut memprediksikan, total penjualan sepanjang bulan ini bisa mencapai 2.700-2.800 unit.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy), sejauh ini penjualan selama Juli 2018 sudah naik 15%. Saking tingginya frekuensi penjualan, kini paling lama seminggu mobil betah mejeng di showroom. Padahal pengelola Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua sama sekali tak melakukan promosi atau pemasaran khusus.
Herjanto Kosasih, Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua mengakui, permintaan mobil bekas tengah melonjak. Tak semata karena kurs dollar AS yang semakin menguat, penerapan aturan ganjil-genap mobil oleh pemerintah juga menjadi faktor pendorong lain. "Orang-orang yang punya pelat mobil genap beralih mencari mobil bekas yang pelat nomornya ganjil," kata dia kepada KONTAN, Senin (23/7).
Bukan cuma satu atau dua cerita penjual yang menyebutkan bahwa pelanggannya menukar mobil baru dengan dua mobil bekas sekaligus. Adapun mobil yang paling banyak menjadi incaran yakni tipe city car dan low multi purpose vehicle (LMPV) dengan harga jual Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per unit.
Berkaca dari catatan penjualan hingga Juli tahun ini, Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua memperkirakan, kemungkinan besar total penjualan tahun ini melebihi target awal 30.000 unit. "Pasti lewat angka tersebut, sampai 37.000 unit saya masih cukup optimistis," ungkap Herjanto.
Nada optimisme juga meluncur dari Mobil88. Pada 2016 dan 2017 lalu, perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Astra itu mencatatkan rata-rata penjualan sama dalam setahun, yakni sekitar 20.000 unit mobil.
Sementara di tahun ini, manajemen Mobil88 mengendus potensi pertumbuhan penjualan. "Tahun ini kami mengharapkan penjualan bisa naik 15%," tutur Halomoan Fischer Lumbantoruan, Presiden Direktur Mobil88.
Kenaikan permintaan mobil bekas bukan baru-baru ini terjadi. Mobil88 mencatat, riuh pembelian mobil bekas sudah terasa sejak menjelang Lebaran kemarin.
Para pelanggan Mobil88 lebih banyak mencari mobil tipe MPV dengan harga jual Rp 100 juta hingga Rp 200 juta per unit. Sementara varian yang paling laris yakni Avanza, Xenia dan Innova.
Meskipun masih yakin dengan potensi pasar, Mobil88 merasa perlu melakukan strategi pemasaran. Pilihan perusahaan tersebut adalah memperkuat jalur pemasaran di dunia maya berupa digital showroom.
Halomoan menjelaskan, konsep digital showroom mirip dengan konsep online to offline (O2O) yang lumrah diterapkan para pelaku e-commerce. Jadi, pembeli bisa membeli mobil secara online kemudian mengambilnya di gerai offline. Kalau tak ada aral, Mobil88 akan memperkenalkan konsep digital showroom pada kuartal keempat tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News