kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mobil impor CBU masih kencang


Minggu, 06 Mei 2018 / 17:56 WIB
Penjualan mobil impor CBU masih kencang
ILUSTRASI. Mobil Hyundai Grandeur


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mobil masih merasa penjualan secara utuh atau completely built up (CBU) menguntungkan. Terbukti Agen Pemegang Merk (APM) masih melihat penjualan per bulan dari impor masih membaik.

Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan model-model CBU seperti Alphard dan juga Voxy masih mendorong penjualan. Asal tahu keduanya masih diimpor utuh dari Jepang. "Hal ini karena pembeli segmen menengah atas masih tidak terpengaruh oleh daya beli. Mereka tetap mau membeli karena juga ada stimulan dari model baru," papar Soerjo sapaanya kepada KONTAN, Minggu (6/5).

Adapun tahun ini penjualan Voxy per bulan bisa mencapai 300 unit per bulan. Sedangkan untuk target Voxy bisa menyamai hasil penjualan tahun lalu. Dari data Gaikindo, penjualan pabrikan ke diler (wholesales) Voxy pada 2017 lalu mencapai 977 unit.

Secara terpisah Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia mengatakan penjualan Hyundai di April mengalami peningkatan. Hal ini karena juga karena ajang IIMS 2018. "Ada peningkatan 15% dibanding bulan sebelumnya," kata Mukiat kepada KONTAN, Minggu (6/5).

Adapun saat ini hampir semua model Hyundai diimpor utuh dari Korea Selatan. Kecuali model H-1 yang dirakit lokal. Mukiat membeberkan Hyundai Motor Company (HMC) masih studi untuk membangun pabrik di Indonesia.

Penjualan Hyundai pernah mengalami masa puncaknya pada 2012 yakni mencapai sebesar 6.042 unit. Namun menurun pada 2013 menjadi 3.869 unit. Kemudian di 2014 turun menjadi 2.287 unit. Pada 2015 penjualan mulai di angka 1.511 unit. Kemudian turun pada 2016 mencapai 1.324 unit. Terakhir di 2017 lalu penjualaannya hanya 1.324 unit.

Menurutnya penjualan tahun ini akan sama seperti tahun lalu karena pasar belum terlalu berkembang. Agar penjualan bisa naik, menurutnya diperlukan produk di level harga Rp 300 juta untuk kelas SUV atau MPV. "Selanjutnya ekonomi bisa rebound yang tentunya market otomotif juga ikut naik," pungkasnya.

Sementara itu Ricky Thio, Marketing Sales & PR Director, PT Eurokars Motor Indonesia penjualannya masih terus meningkat. Padahal Agen Pemegang Merk Mazda ini masih mengimpor semua kendaraannya. "Terbukti jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) di IIMS 2018 kemarin mencapai 700 unit. Tentu kami optimis target kami tercapai," papar Ricky kepada KONTAN, Minggu (6/5).

Catatan saja, penjualan Mazda ditargetkan bisa mencapai 6.000 unit tahun ini. Dari data Gaikindo Januari hingga Maret, penjualan Mazda sudah mencapai 1.247 unit. "Salah satu pendorong modelnya adalah Mazda2," kata Ricky. Adapun model-model Mazda sebagian impor dari negara prinsipalnya di Jepang dan juga sebagian dari pabrik Mazda di Thailand.

Adapun saat ini rencana pembangunan pabrik masih belum ditentukan waktunya. Menurutnya pihak Mazda masih studi pasar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×