kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Pakaian dan Makanan Naik


Rabu, 04 November 2009 / 08:11 WIB
Penjualan Pakaian dan Makanan Naik


Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Penjualan beberapa produk di pasar ritel lokal menunjukan pertumbuhan yang baik pada September 2009. Bahkan kenaikan penjualan ritel produk-produk itu cukup signifikan. Sebutlah produk pakaian jadi serta makanan dan minuman.

Menurut data hasil survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis Senin lalu (2/11), penjualan ritel pakaian jadi pada September 2009 melonjak 61,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski pencapaian itu turun 12,8% dibandingkan dengan periode yang sama di 2007, produsen tetap yakin penjualan ritel pakaian sedang tumbuh.

Vice President Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Roy A. Mandey mengungkapkan, penjualan pakaian di Matahari Department Store hingga September 2009 naik sekitar 18% dibandingkan periode yang sama di 2008. "Tahun lalu, penjualan hingga akhir September sekitar Rp 4,524 triliun, sekarang sudah mencapai Rp 5,338 triliun," beber Roy, kemarin.

Penjualan saat hari raya seperti Lebaran dan membaiknya daya beli masyarakat menjadi penopang pertumbuhan penjualan itu. Sayangnya, pertumbuhan penjualan ritel pakaian tersebut tak selaras dengan pertumbuhan industri pengolahannya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir triwulan III 2009 menyebutkan, pertumbuhan industri pengolahan pakaian jadi masih minus 7,53% dibandingkan triwulan II-2009.

Meski demikian, beberapa jenis industri pengolahan lain tetap menunjukkan geliat sejalan dengan peningkatan penjualan ritel mereka.

Ambil contoh industri pengolahan makanan dan minuman yang tumbuh hingga 11,79% pada triwulan III 2009. Tak berbeda jauh, penjualan ritel makanan dan minuman juga meningkat.

Data BI menunjukkan penjualan ritel makanan dan minuman pada September 2009 tumbuh 26,1% dibandingkan September 2008. Sedangkan bila dibandingkan Agustus 2009, penjualan ritel makanan dan minuman naik 8,2%.

"Untuk makanan dan minuman penjualan di Hypermart pada bulan September tumbuh 13,1% dibandingkan bulan sebelumnya," lanjut Roy.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Thomas Darmawan menyebutkan, faktor yang menjadi pendorong kenaikan penjualan makanan dan minuman antara lain adalah lonjakan permintaan selama Lebaran.

Selain itu, pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56/2008 tentang aturan impor produk tertentu, termasuk makanan dan minuman, juga membuat serbuan barang impor berkurang.

"Hingga akhir 2009, penjualan makanan dan minuman lokal saya perkirakan naik menjadi Rp 420 triliun dari tahun lalu," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×