Reporter: Agung Hidayat | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dengan mulai maraknya pembangunan properti di semester II-2017 ini, diharapkan penjualan keramik dapat ikut terkerek naik.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga mengatakan, meskipun pembangunan proyek properti oleh para pengembang tengah marak, namun sejatinya penjualan keramik saat ini masih sangat bergantung pada penjualan ritel.
“Segmen ritel bagi industri keramik, kontribusinya bisa sampai 75% dari total penjualan produsen keramik,” kata Elisa, Jumat (14/7).
Sedangkan properti yang dikembangkan oleh para pengembang hanya berkontribusi sekitar 25%. Meski properti berkontribusi lebih rendah, namun segmen ini merangsang segmen ritel secara signifikan.
"Seperti kemarin (semester pertama) dimana properti lesu, penjualan material dan keramik di toko bangunan juga ikut turun," ungkap Elisa.
Menurut Elisa, untuk bertahan sampai sekarang produsen keramik skala besar harus terus menambah utilisasinya, untuk dapat memproduksi dan mengembangkan pasar.
Sementara itu, tak sedikit produsen keramik yang menghentikan produksinya dan beralih menjadi distributor keramik impor.
Elisa juga tidak bisa memastikan bergeraknya sektor properti di semester dua ini, dapat membuat produsen keramik yang tadinya menghentikan produksi bisa kembali beroperasi.
"Sebab mungkin saja mereka telah mengalihkan usahanya secara total. Memulai dari awal (produksi lagi) itu tidak gampang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News