Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja positif selama periode sembilan bulan 2023. Manajemen mengungkap, pencapaian SMBR tersebut tak lepas dari hasil sinergi bersama Holding Semen Indonesia Group (SIG) sejak akhir tahun 2022.
Direktur Utama Semen Baturaja Daconi Khotob menyampaikan, lewat sinergi jaringan logistik bersama SIG membuka peluang bagi SMBR untuk meningkatkan utilisasi pabrik. Dengan begitu, konsumen SMBR bisa mendapatkan harga semen yang jauh lebih kompetitif.
“Ketika utilisasi meningkat tentu cost lebih murah dan maka harga akan lebih bersaing. Dan satu lagi, karena kami dekat dari pasar dan pabrik jadi produk kami cukup fresh untuk bisa digunakan oleh konsumen,” ungkap Daconi, dalam Paparan Publik, Selasa (24/10).
Sebagai gambaran, volume penjualan semen SMBR selama Januari-September 2023 tercatat mencapai 1,52 juta ton. Angka ini bertumbuh 9% dibandingkan 1,40 juta ton pada posisi yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kuartal III-2023, Laba Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 25,11%
Bersamaan dengan itu, SMBR juga berhasil meningkatkan market share 1% di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menjadi 34%. Emiten produsen semen ini juga tetap mempertahankan posisi market leader di wilayah Sumbagsel termasuk di pasar utama Sumsel dan Lampung.
Menurut Daconi, pertumbuhan market share tersebut merupakan pencapaian apik, mengingat demand semen di Sumbagsel sendiri masih terkontraksi 2,6% di kuartal III-2023.
Tak hanya kenaikan volume penjualan, laju produksi SMBR juga ikut bertumbuh menyesuaikan dengan peningkatan permintaan dari konsumen.
Merujuk data internal perusahaan, produksi semen SMBR bertumbuh 8% year on year (YoY) menjadi 1,52 juta ton. Begitu juga dengan produksi ton bertumbuh 4% dan white clay 3% menjadi masing-masing sebesar 1,06 juta ton dan 44.867 ton.
Manajemen SMBR percaya, pertumbuhan bisnis perseroan didorong pula oleh keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki perusahaan. Salah satunya adalah potensi permintaan di Sumbagsel yang lebih besar dibandingkan kapasitas terpasang SMBR.
“Demand Sumbagsek itu sekitar 6-7 juta ton semen. Dan kapasitas produksi terpasang SMBR 4.1 juta ton semen. Jadi kalau daerah lain ada oversupply, secara geografis pasar SMBR overdemand. Jadi ini potensi yang sangat baik bagi SMBR,” jelasnya.
Selanjutnya yakni, SMBR merupakan market leader di wilayah Sumbagsel sehingga dapat memperkuat secara grup di tengah kondisi demand yang terkoreksi. Kemudian, pencipta nilai tambah karena SMBR sudah bergabung bersama SIG.
“Sehingga ada beberapa pengelolaan yang sudah dikelola secara grup, dan pemanfaatan aset bersama, dan mencari wilayah-wilayah pasar yang perlu diisi SMBR dengan prinsip biaya logistik termurah,” tuturnya.
Sebagai tambahan informasi, hingga akhir September 2023, pendapatan SMBR mencapai Rp 1,44 triliun. Pendapatan ini meningkat 9,84% jika dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp 1,31 triliun.
Dari sisi bottom line, SMBR mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 53,95 miliar atau bertumbuh 25% dibandingkan Rp 43.16 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News