Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Momen Hari Raya Idul Fitri (Lebaran), rupanya tak mampu mendongkrak angka penjualan sepatu di dalam negeri. Bahkan, pada Lebaran tahun ini, penjualan alas kaki itu hanya berhasil membukukan angka penjualan sebesar Rp 4,2 triliun. Skala ini merosot Rp 1,8 triliun dibandingkan Lebaran tahun lalu yang mencapai Rp 6 Triliun.
"Pengusaha sepatu gagal panen penjualan pada Lebaran tahun ini. Semuanya meleset dari prediksi," cetus Eddy Widjanarko, Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) kepada KONTAN (6/10).
Menurut Eddy, penurunan penjualan sepatu dipicu oleh masih melemahnya daya beli masyarakat akibat dampak krisis global. Padahal, kalangan pengusaha sepatu sudah kadung menyiapkan stok banyak untuk penjualan di masa Lebaran tersebut. Tapi, alih-alih bisa bisa menyamai rekor penjualan pada Lebaran tahun lalu, "Penjualan sepatu pada Lebaran kali ini justru anjlok 20% hingga 30%," keluh Eddy.
Akibatnya, lanjut Eddy, stok produksi pun menumpuk di gudang-gudang pabrik sepatu. Meski mengaku belum bisa merinci over stok yang terjadi, namun Eddy mengungkapkan, pihaknya kini sedang menyiapkan sejumlah langkah untuk menyiasati kelebihan pasokan itu.
Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan mempersiapkan program pemotongan harga secara besar-besaran atau diskon. "Saat ini, opsi menggelar obral itu yang baru terlintas, selebihnya belum tahu," imbuh Eddy.
Rencananya Aprindo akan mulai melakukan program pemotongan harga tersebut mulai November mendatang. "Tapi kami akan tetap menjaga supaya harga tidak jatuh," tegas Eddy. Menurut Eddy, tujuan pemberian diskon itu hanya sebagai upaya menghabiskan stok yang tersisa di gudang dan tidak ada maksud lainnnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News