kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pensiunkan PLTU batubara jadi strategi PLN capai carbon neutral di 2060


Rabu, 14 Juli 2021 / 19:20 WIB
Pensiunkan PLTU batubara jadi strategi PLN capai carbon neutral di 2060
ILUSTRASI. PLN akan mempensiunkan PLTU batubara untuk mencapai carbon neutral di 2060.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PLN menetapkan komitmen jangka panjang untuk mencapai carbon neutral pada 2060. Satu-satunya caranya adalah dengan mempensiunkan atau mengganti pembangkit listrik fosil yang sudah tua dengan energi baru terbarukan (EBT). Upaya ini tergambar dari peta jalan retirement (pensiun) PLTU batubara mencapai carbon neutral di 2060.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zain mengatakan, tahapan monetisasi PLTU batubara hingga tahun 2056 akan dilaksanakan dan menggantinya dengan EBT. Untuk bisa mewujudkan target tersebut, pada tahun 2030 PLN akan mulai mempensiunkan pembangkit tua yang subkritikal.

"Kami punya ruang untuk memetakan kembali pembangkit EBT dan akan mulai masuk dengan tetap menjaga pembangkit yang diperlukan sebagai sistem untuk menyeimbang dengan intermittent renewable energy," jelasnya dalam acara Investor Daily Summit, Rabu (14/7).

Baca Juga: PLN salurkan bantuan oksigen ke sejumlah RS di Jawa Tengah

Pada 2030, PLN memasuki tahap pertama mempensiunkan pembangkit fosil tua yang sub-kritikal sebesar 1 GW. Kemudian pada 2035 memasuki tahap kedua, PLN akan kembali mempensiunkan PLTU sub-kritikal sebesar 9 GW.

Lanjut, pada 2040 memaskui tahap ketiga yakni mempensiunkan PLTU yang supercritical sebesar 10 GW. Lalu pada 2045 akan dilaksanakan pemensiunan PLTU ultra supercritical tahap pertama sebesar 24 GW dan setelah itu pada 2055 tahap pemensiunan supercritical terakhir sebesar 5 GW.

Adapun pada periode 2045 hingga 2056 mendatang, PLTU akan digantikan dengan renewable energy secara bertahap.

Zulkifli mengatakan pengembangan pembangkit EBT akan mengalami peningkatan besar-besaran mulai tahun 2028 karena kemajuan teknologi baterai yang semakin murah. Kemudian akan mengalami kenaikan secara eksponensial mulai tahun 2040.

"Pada tahun 2045, porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit. Dekade berikutnya, seluruh pembangkit listrik di Indonesia akan berasal dari EBT," kata dia.

Selanjutnya: PLN diusulkan dapat PMN Rp 8,23 triliun di 2022, ini prioritas penggunannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×