Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) belum mampu mencetak kinerja memuaskan sepanjang tahun lalu.
Memang, tahun lalu GEMS meraih pertumbuhan penjualan sebesar 5,76% (yoy) menjadi US$ 1,10 miliar. Namun, laba bersih GEMS turun 34,83% (yoy) menjadi US$ 64,32 juta.
Chief Executive Officer GEMS Bonifasius mengaku, harga jual batubara yang kerap mengalami pelemahan membuat profitabilitas GEMS turun sepanjang tahun lalu.
Baca Juga: Di tengah wabah corona, GEMS klaim ekspor batubara ke China tetap stabil
Untungnya, perusahaan grup Sinarmas ini masih mampu meraih hasil positif dari sisi operasional. Ini mengingat volume produksi batubara GEMS tumbuh 36% (yoy) menjadi 30,8 juta ton pada tahun lalu.
“Kenaikan volume produksi membuat penjualan kami masih tumbuh positif sepanjang 2019 kemarin,” tutur dia ketika ditemui Kontan.co.id, Kamis (5/3).
Sedangkan di tahun ini, GEMS menurunkan target produksi batubara menjadi 27,2 juta ton sebagai bentuk penyesuaian target produksi nasional yang juga mengalami penurunan.
Manajemen GEMS pun akan terus melakukan efisiensi sepanjang tahun ini di tengah pelemahan harga batubara yang masih rawan terjadi. Misalnya dengan menurunkan stripping ratio atau perbandingan antara volume masa batuan yang dibongkar dengan batubara yang diambil.
Bonifasius masih optimistis pendapatan dan laba bersih GEMS di tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara jangka panjang, ia juga yakin, bisnis batubara GEMS masih prospektif. Saat ini, GEMS memiliki cadangan batubara sekitar 600 juta ton dengan kualitas di level 4.200 kcal/kg. Selain itu, usia tambang milik GEMS juga terbilang panjang.
“PKP2B kami di Sumsel baru selesai 2036 sedangkan di Kalimantan habis 2042. Produksi pun bisa tercukupi hingga 15 tahun mendatang berdasarkan cadangan yang ada,” terang dia.
Pihak GEMS juga tetap membuka opsi untuk mencari lahan tambang baru guna menambah cadangan batubara. Hanya saja, rencana tersebut perlu dilakukan secara hati-hati. Terlebih, kondisi pasar batubara di Indonesia belum stabil akibat faktor volatilitas harga.
“Rencana akuisisi tetap ada, tapi belum kami tentukan wilayahnya,” pungkas Bonifasius.
Baca Juga: Tambah free float, Golden Energy Mines (GEMS) akan bagikan saham bonus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News