Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Harga ban yang masih belum membaik membuat pendapatan PT Multistrada Arah Sarana Tbk sulit melar. Pada Januari-Februari 2014, pendapatan emiten berkode saham MASA ini turun 15,04% year on year (yoy).
Per Maret 2014, Multistrada hanya mengantongi pendapatan sebesar US$ 73,62 juta. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, penjualan ban Multistrada bisa mencapai sekitar US$ 86,65 juta. "Secara nilai, penjualan turun, tetapi volume unit naik," ujar Uthan A Sadikin, Direktur Pemasaran dan Penjualan Multistrada Arah Sarana Tbk kepada KONTAN, belum lama ini.
Pasar ban global masih belum berubah dari tahun lalu. Produk ban asal China membanjir sehingga terjadi over suplai ban di pasar global. Pemerintah Amerika Serikat misalnya, sudah mengembargo produk-produk asal China. Pasalnya di negara Paman Sam tersebut, pasokan ban sudah melebihi dari permintaan. "Kami harus perang harga dengan ban produk China," jelas Uthan.
Kontribusi pendapatan paling tinggi yakni sekitar 67%-70% masih berasal dari ekspor. Sisanya disumbang dari penjualan ban lokal. Di pasar ekspor, penjualan ban Multistrada turun 16,12% di triwulan pertama tahun ini menjadi US$ 50,49 juta dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 60,19 juta.
Hal yang sama juga terjadi di penjualan lokal. Walaupun tak sebanyak pasar ekspor, di pasar domestik, penjualan ban Multistrada melorot sekitar 12,62%.
Pendapatan di pasar dalam negeri periode Januari-Maret 2014 senilai US$ 23,12 juta. Padahal, di kuartal pertama tahun lalu, pendapatan ban lokal bisa mencapai US$ 26,46 juta. "Lokal turun karena harga terpengaruh nilai tukar terhadap rupiah," jelas Uthan.
Pengaruh dari harga ban yang rendah, mau tak mau membuat perusahaan melakukan efisiensi untuk memperkecil biaya produksi. Perusahaan ini berhasil menurunkan beban pokok penjualan sekitar 15,87%.
Pada periode kuartal pertama tahun lalu, beban pokok penjualan perusahaan mencapai US$ 74,28 juta. Sampai Maret 2014, beban pokok penjualan turun menjadi US$ 62,49 juta. "Kami melakukan efisiensi produksi," kata Uthan.
Margin tergerus
Multistrada berharap, langkah efisiensi produksi akan berdampak positif terhadap laba perusahaan. Selain efisiensi produksi, kenaikan dari untung kurs bisa membantu perusahaan menorehkan pertumbuhan laba.
Namun, tetap saja laba bersih Multistrada turun 31,58% menjadi US$ 1,43 juta di kuartal pertama tahun ini. Pada Januari-Maret 2013, Multistrada berhasil mencetak laba US$ 2,09 juta. "Laba turun karena margin kami turun akibat perang harga," kata Uthan.
Berdasarkan data dari laporan keuangan Multistrada, di tiga bulan pertama tahun ini, untung kurs perusahaan itu naik hampir tiga kali lipat menjadi US$ 2,73 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Di kuartal II-2014, kami berharap jauh lebih bagus dibanding awal tahun. Kami akan membenahi operasional dan network," tutup Uthan. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News