kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Perbaiki Kinerja, Perumnas Berambisi Cetak Laba Bersih di Tahun 2024


Kamis, 13 April 2023 / 16:54 WIB
Perbaiki Kinerja, Perumnas Berambisi Cetak Laba Bersih di Tahun 2024
ILUSTRASI. Perumnas terus berbenah memperbaiki kinerja. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Pembangunan Nasional (Perumnas) berbenah memperbaiki kinerja. Perusahaan pelat merah yang didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah itu menargetkan bisa membukukan profit pada 2024 mendatang.

“Tahun 2024 kami rencanakan sudah mulai laba,” ujar Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, Kamis (13/4). 

Sebelumnya, Perumnas didera oleh persoalan kinerja keuangan. Perumnas sempat mengadukan persoalan ini kepada Komisi VI DPR RI pada Juni 2022 lalu. 

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR yang  digelar 16 Juni 2022, Perumnas mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2022 sebesar Rp 1,56 triliun. 

Baca Juga: Dividen yang Diterima Negara Tak Sebanding dengan Suntikan Modal ke BUMN

Catatan saja, berdasarkan pemaparan dalam RDP, saat itu arus kas bersih operasional Perumnas negatif. 

Alhasil, rasio keuangan Perumnas tidak memenuhi persyaratan financial covenant, sehingga Perumnas tidak bankable. Biang keroknya ialah penjualan dan profitabilitas Perumnas yang mengalami penurunan.

Padahal, Perumnas memiliki agenda untuk menyelesaikan seluruh persediaan, memenuhi permintaan dari konsumen dan bisa melakukan perputaran atas perkembangan-perkembangan anyar.

Pengajuan PMN dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan dan rasio keuangan yang membaik dan memenuhi persyaratan financial covenant sehingga kapabilitas dan akses pendanaan Perumnas dapat meningkat.

Namun, kinerja keuangan Perumnas, menurut Budi, mulai membaik secara perlahan. Hal ini terutama setelah Perumnas beroleh PMN senilai Rp 1,56 triliun. 

Suntikan tersebut ditetapkan lewat Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional yang diundangkan 12 Desember 2022 lalu.

Kendati masih membukukan rugi, Perumnas, kata Budi, berhasil menekan rugi sekitar 37% pada tahun 2022 jika dibanding realisasi rugi 2021. Mengintip Laporan Keuangan Perumnas Tahun 2021, Perumnas membukukan rugi tahun berjalan Rp 355,84 miliar di tahun 2021. 

Baca Juga: Dukung Zero Backlog Perumahan, Ini Langkah dan Usulan Bank BTN

Sementara itu, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih Perumnas berjumlah Rp 352,97 miliar di tahun 2021.

“Kalau sekarang arus kas sudah cukup membaik, sudah positiflah. Ya memang setiap periode ini kan terjadi ini ya, naik turun naik turun biasa. Tapi harapannya dengan PMN itu nanti pasti akan memperbaiki struktur keuangan Perumnas,” ujar Budi.

Seturut masuknya suntikan PMN, proyek Perumnas pun melaju. Pada Kamis (13/4) misalnya, proyek Hunian berbasis transportasi (TOD) Samesta Mahata Margonda Depok yang dikembangkan oleh Perumnas berhasil diresmikan.

Proyek  Samesta Mahata Margonda Depok merupakan salah satu dari 7 pilot project Hunian Milenial senilai Rp 5 triliun. Ketujuh proyek tersebut meliputi Samesta Mahata Margonda (Rp 729 miliar), Samesta Mahata Tanjung Barat (Rp 795, 83 miliar) Samesta Grand Sentraland (Rp 449 miliar), Samesta Sentraland Cengkareng (Rp 537,02 miliar), Samesta Mahata Serpong (Rp 805,38 miliar), Samesta Dramaga (Rp 620,43 miliar), dan Samesta Parayasa (Rp 1,06 triliun).

Lokasi tujuh pilot project hunian milenial berada di Stasiun Tanjung Barat - Jakarta Selatan, Stasiun Rawa Buntu - Serpong, Stasiun Pondok Cina - Depok, Cengkareng - Jakarta Barat, Karawang - Jawa Barat, Parung Panjang - Jawa Barat, dan Dramaga - Bogor.

Unit-unit yang ada di dalam apartemen sudah mulai dibeli oleh pasar. 

“Sebagai laporan kita sudah menyelesaikan 7 lokasi dengan total pendanaan Rp 5 triliun, di mana total unit ini 8.348 dan alhamdulilah tingkat kelakuannya di atas 65%,” ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam acara peresmian  Samesta Mahata Margonda Depok (13/4).

“Khusus yang Bapak (Presiden Joko Widodo) kunjungi hari ini, yakni Semesta Mahata Margonda, ini total unitnya 940, tingkat kelakuannya cukup tinggi, 78%. Karena memang fasilitas ini dekat dengan UI dan tentu fasilitas pendukung lainnya seperti mall dan lain-lain,” imbuhnya lagi.

Usai peresmian Samesta Mahata Margonda Depok, Perumnas masih akan mengawal proyek-proyek lainnya.

“Nanti ada di Tanjung Barat, nanti November diresmikan, Agustus sudah mulai serah terima. Kemudian (yang di) Serpong Agustus ini kami akan resmikan juga,” tutur Budi mencontohkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×