Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para peritel yang biasa menyewa di pusat belanja mengeluhkan tarif biaya pelayanan (service charge) di mal yang kerap naik di awal tahun. Padahal daya beli masyarakat sedang lesu seiring dengan kondisi ekonomi yang belum pulih.
Menurut Handaka Santoso, Chief Executive Officer Sogo Department Store, kenaikan tarif sewa dan service charge di pusat belanja seharusnya tidak perlu dilakukan pengelola pusat belanja lantaran kondisi ekonomi belum melaju.
"Apalagi tarif listrik sempat turun. Seharusnya tarif service charge tidak naik," kata Handaka kepada KONTAN, Minggu (12/6).
Ia berharap pengelola pusat belanja, yang sebagian besar merupakan perusahaan properti, memahami kondisi bisnis ritel saat ini yang belum positif. Ia khawatir bila kenaikan ini terus berlangsung bisa membuat peritel rugi.
Apalagi, menurut Handaka, peritel dan pengelola mal saat ini menjadi rekan kerja. Akibat kenaikan tarif ini, tanpa merinci besaran angkanya, Handaka menyatakan, pertumbuhan penjualan para peritel menjelang Lebaran tahun ini menjadi kurang maksimal.
Budiardjo Iduansjah, Chief Executive Officer Marco Group, perusahaan yang mengelola ritel perkakas rumah tangga ini bilang, bahwa kenaikan tarif service charge bisa dobel digit per tahunnya. "Kenaikan service charge untuk mal bisa 20%-30% per tahun. Bahkan untuk penyewa yang sudah habis kontrak dan ingin memperpanjang kenaikannya bisa dua kali lipat," katanya kepada KONTAN (10/6).
Budiardjo yang merangkap sebagai ketua Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) menduga kenaikan tarif layanan di mal tersebut merupakan siasat dari pengelola pusat perbelanjaan untuk bisa menarik pendapatan lebih banyak.
Maklum, bisnis properti belum terlalu kencang pertumbuhannya. Sebelumnya Diana Solaiman, Direktur PT Indonesia Paradise Property Tbk mengelola pusat belanja Cikini Gold Center (10/6), mengakui sudah mengerek tarif layanan pusat belanjaan dari Rp 100.000 per meter persegi (m²) menjadi Rp 252.502 m² saat ini.
"Memang ada peningkatan tarif," kata Diana . Melihat kondisi bisnis yang tidak mendukung tahun ini, para peritel langsung mengatur strategi. Tujuannya adalah supaya bisa menekan biaya operasional mereka yang ada di pusat belanja.
Budiardjo bilang pihaknya berencana mulai memperkecil luas areal sewa di pusat belanja pada tahun ini. Alhasil Marco Group bisa lebih ramping. "Langkah ini bisa menekan biaya sewa," katanya. Saat ini Marco punya tiga gerai yang berlokasi di mal dengan luas masing-masing 200 m², 600 m² dan yang terluas 1.500 m².
Nanti, gerai Marco terluas cukup 200 m². Kondisi yang kurang positif ini membuat Marco Group hanya akan menambah dua gerai saja sampai akhir tahun ini. Tentu dengan luasan maksimal 200 m².
Sedangkan tahun depan, Budiardjo menjanjikan bakal lebih ekspansif menambah gerai. Sogo Department Store menurut Handaka tidak akan memperkecil luas areal di pusat belanja. "Kami tidak terlalu berpengaruh dengan kondisi itu," timpalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News