Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) berharap pemerintah dapat segera mencabut kebijakan efisiensi anggaran agar roda perekonomian nasional kembali berputar.
Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah menyampaikan keresahan sektor ritel terhadap dampak kebijakan efisiensi belanja pemerintah yang dinilai menekan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Konsumsi Pemerintah Terkontraksi 1,35%, Efek Efisiensi Anggaran?
Ia menekankan bahwa industri ritel, khususnya yang berbasis toko fisik (offline), sangat bergantung pada mobilitas dan konsumsi masyarakat.
"Kami ini industri padat karya karena tokonya offline, tidak online. Ritel itu senang kalau ada acara-acara," ujar Budi dalam konferensi pers Inabuyer B2B2G Expo di Gedung Smesco, Selasa (6/5).
Ia menilai dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, potensi konsumsi domestik sangat besar.
Oleh karena itu, belanja pemerintah yang aktif diyakini akan menjadi pemantik untuk menggerakkan daya beli masyarakat.
"Kalau pemerintahnya kembali belanja, mungkin akan diikuti oleh masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga: Kemenkeu Buka Blokir Anggaran 99 K/L, Hasil Efisiensi Senilai Rp 86,6 Triliun
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran tidak menghambat dukungan pemerintah terhadap pelaku UMKM maupun sektor ritel.
Menurut Maman, efisiensi anggaran justru mendorong pemerintah untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola program-program prioritas.
"Dari sisi kami, Kementerian UMKM, kami senang ada efisiensi. Karena kreativitas kita jadi keluar. Orang itu harus berada di zona tidak nyaman dulu supaya kreativitas muncul," ujar Maman dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran Tekan Industri Hotel, Jakarta Paling Terpukul
Ia menambahkan bahwa efisiensi ini justru memperkuat kolaborasi lintas kementerian, termasuk dalam mendukung sektor UMKM dan ritel.
"Kami menganggap efisiensi ini sesuatu yang positif karena mendorong kami untuk meningkatkan program kolaborasi dengan kementerian lain," tegasnya.
Selanjutnya: Naik 14,5%, Paperocks Indonesia (PPRI) Bukukan Laba Rp 1,17 miliar di Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: 7 Model Pagar Modern Minimalis untuk Rumah Fungsional dan Estetis di 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News