kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peritel wait and see membuka gerai


Kamis, 11 Juni 2020 / 04:10 WIB
Peritel wait and see membuka gerai


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak serta-merta mendorong peritel gencar mengoperasikan gerai. Selain jumlah kunjungan memang harus dibatasi, mereka memperkirakan belum akan banyak masyarakat yang makan di tempat (dine-in) karena masih khawatir dengan  efek Covid-19.

Sebagai perbandingan, sejak penerapan PSBB Maret 2020, Boga Group mengandalkan 98% penjualan dari sistem pengantaran makanan (delivery). Agar bisnis tetap bertahan, mereka juga mengemas makanan siap santap dalam bentuk beku.

Lantas 2% sisa penjualan berasal dari makan di tempat di lokasi yang tidak ketat menerapkan PSBB seperti Samarinda, Kalimantan Timur dan Yogyakarta. Saat ini Boga Group membawahi merek restoran seperti Pepper Lunch, Kintan Buffet, Master Wok, dan Shaburi.

Adapun mulai masa transisi hingga keadaan dinyatakan normal pasca pandemi Covid-19, penjualan makan di tempat berangsur-angsur akan kembali naik. Namun Boga Group memperkirakan porsinya hanya 60% alias tak bakal kembali seperti sedia kala. "Lalu porsi delivery akan meningkat menjadi 40% karena sudah terbiasa ketika PSBB," kata Kusnadi Rahardja, Direktur Boga Group dalam acara MarkPlus Industry Roundtable - Retail Industry Perspective yang berlangsung secara virtual, Selasa (9/6).

Penjualan dari makan di tempat PT Rekso Nasional Food tampaknya pun belum akan optimal. Meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menerapkan masa transisi, pemegang lisensi waralaba McDonald's di Indonesia itu baru membuka 10 dari total 46 unit gerai McDonald's atau McD di Jakarta.

Sutji Latynka, Associate Director of Communication McDonald's Indonesia mengatakan, baik karyawan, pemasok maupun pengunjung restoran  McD wajib menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Selain meminimalisasi jumlah orang dalam satu ruangan, manajemen perusahaan mengimbau metode pembayaran non tunai dalam setiap transaksi.

Sementara Cita Rasa Prima (CRP) Group, pengelola restoran Bakso Boedjangan dan Upnormal, belum berencana mengoperasikan kembali layanan makan di tempat. "Kami belum bisa tentukan dengan pasti mengingat setiap keputusan yang akan dipertimbangkan dan diambil mengacu pada kebijakan pemerintah dari daerah masing-masing," terang Jelita Pramesti, Manager Media Relations CRP Group Jelita dihubungi KONTAN, Selasa (9/6).

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan bahkan sudah berkurang sejak sebelum PSBB karena masyarakat was-was tertular Covid-19. Pada saat yang sama, banyak masyarakat terkena PHK.

Alhasil, konsumsi masyarakat hanya tertuju pada kebutuhan primer. "Kalau pun ke mal, mereka diprediksi hanya belanja yang diperlukan saja lalu secepatnya kembali ke rumah," tutur Stefanus Ridwan, Ketua Umum APPBI, Selasa (9/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×