Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengembangan industri kreatif khususnya industri digital nasional masih belum maksimal. Masalah pembiayaan lagi-lagi menjadi penyebab utama madeknya industri ini.
Menteri Perdagangan, Marie Elka Pangestu menuturkan, hingga saat ini masih sedikit bank yang bersedia mengucurkan kredit pada industri digital nasional. "Bank tidak terlalu percaya karena jaminan industri digital susah dinominalkan," tutur Marie, di Jakarta, Rabu (6/7).
Hal itu tentu patut disayangkan mengingat sektor industri ini menyimpan potensi pasar yang besar. Marie mencontohkan saat ini banyak bermunculan situs Indonesia yang mendulang sukses seperti gantibaju.com. Ini diperkuat oleh kian banyaknya jumlah pengguna internet di Indonesia yang saat ini sudah mencapai 39,6 juta pengguna.
Melihat potensi yang besar ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan roadshow ke sektor perbankan. Tujuannya, agar mereka mulai memahami potensi sektor industri digital dan industri kreatif lainnya. "Kami berharap perbankan mau mengucurkan kredit lebih banyak untuk industri digital dan industri kreatif lainnya," tambah Marie.
Secara keseluruhan, pertumbuhan industri kreatif termasuk di dalamnya industri digital nasional terbilang tinggi. Pada tahun 2010, nilai ekonomi industri ini sudah mencapai Rp 486 triliun. Padahal, ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, nilai ekonominya masih Rp 257 Triliun.
Ekspor industri kreatif juga tumbuh signifikan dari US$ 85 miliar pada tahun 2006, menjadi US$ 131 miliar di tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
