kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perkuat pasar, Wilmar Cahaya (CEKA) bidik pertumbuhan kinerja 5%


Selasa, 25 Juni 2019 / 18:42 WIB
Perkuat pasar, Wilmar Cahaya (CEKA) bidik pertumbuhan kinerja 5%


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk membidik pertumbuhan kinerja kuangan dan produksi sebesar 5% sepanjang 2019. Direktur Wilmar Cahaya Indonesia, Hairuddin Halim mengatakan ada beberapa strategi yang mereka lakukan untuk mencapai target tersebut.

Salah satunya dengan mencari pelanggan baru yakni mulai merambah ke sektor usaha kecil menengah. Emiten berkode saham CEKA ini melihat adanya potensi cerah untuk menjajal ke sektor tersebut.

Nantinya, Halim bilang perusahaan bakal mendistribusikan produk-produk mereka ke pasar mikro ataupun pasar tradisional. Selama ini pelanggan CEKA merupakan perusahaan industri makanan dan minuman yang cukup besar.

Dengan adanya diversifikasi segmen pasar ini, CEKA berharap bakal menambah kontribusi pendapatan perusahaan. “Kita kan bukan jual barang jadi, tapi barang baku, sehingga kita akan terus mencari pelanggan baru,” ujarnya, Selasa (25/6).

Mengenai harga, ia menambahkan tren harga komoditi yang meningkat dan cenderung lebih stabil akan mendukung CEKA dalam mencetak peningkatan kinerja.

Di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, sambungnya, CEKA juga terus menjaga kualitas produksi sehingga pangsa pasar mampu terbuka untuk tahun-tahun berikutnya. Selain itu CEKA pun melajutkan penghematan biaya operasi.

Perusahaan lebih banyak menjual produk ke pasar domestik dengan porsi 80% sementara sisanya ke pasar eskpor.

Adapun kendala yang mereka hadapi seperti adanya potensi kenaikan harga bahan baku CPO serta Palm Kernel, adanya potensi kurangnya daya serap pasar untuk menjual minyak tengkawang, kemungkinan perubahan pemerintah berupa kenaikan harga BBM, listrik, batubara, dan gas juga menjadi kemungkinan adanya potensi kendala yang mereka hadapi.

Untuk itu, pada tahun ini CEKA juga akan meningkatkan produksi pengolahan CPO dan meningkatkan minyak nabati spesialitas beserta produk turunannya sebesar 5% dari tahun sebelumnya.

Mereka juga mempererat hubungan dengan pihak-pihak afiliasi di bawah grup Wilmar International Limited untuk pembelian atau penjualan bahan baku, bahan pembantu, dan produk turunannya.

Sebagai informasi saat ini mereka memiliki dua pabrik, yang mana pabrik minyak nabati spesialitas di Cikarang dengan total kapasitas 210 metrik ton per hari dan pabrik minyak nabati di Pontianak memiliki kapasitas 650 metrik ton per hari.

Mengenai belanja modal, ia belum bisa menyebutkan angka pastinya, yang jelas mereka akan menggunakan belanja modal pada tahun ini hanya untuk perawatan mesin saja. Ia menambahkan, belum ada rencana ekspansi yang membutuhkan dana besar pada tahun ini.

Hingga kuartal pertama 2019, CEKA berhasil membukukan penjualan Rp 737,47 miliar turun 23,99% dari periode yang sama tahun 2018 Rp 970,31 miliar. Mereka berhasil menekan beban pokok penjualan 29,47% menjadi Rp 641,07 miliar dari sebelumnya Rp 909,00 miliar. Sehingga laba kotor bisa meningkat 57,21% jadi Rp 96,39 miliar ketimbang kuartal pertama 2018 sebesar Rp 61,31 miliar.

Laba periode berjalan pada kuartal 1 2019 juga melonjak menjadi Rp 59,47 miliar, 277,58% lebih tinggi dari kuartal 1 2018 Rp 15,75 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×