kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlu kerja sama dagang dengan AS, Selandia Baru


Senin, 13 November 2017 / 20:47 WIB
Perlu kerja sama dagang dengan AS, Selandia Baru


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) Hasan Johnny Widjaja mengatakan Indonesia perlu melakukan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat dan Selandia Baru sehingga produk-produk Indonesia dapat diterima di dua negara tersebut.

"Harus ada bargaining, dimana bukan hanya produk-produk mereka yang bisa masuk Indonesia, tetapi produk kita juga harus bisa masuk ke negara mereka. Ini merupakan salah satu cara meningkatkan kesejahteraan petani," terang Hasan kepada Kontan, Senin (13/11).

Hal ini diutarakannya setelah Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengabulkan gugatan Amerika Serikat dan Selandia Baru terkait pembatasan impor produk holtikultura dan hewan yang dilakukan oleh Indonesia.

Menurut Hasan, dengan adanya keputusan tersebut, maka Indonesia akan kesulitan untuk meningkatkan produksi produk holtikultura lokal. Padahal, menurutnya saat ini banyak petani yang tertarik menanam buah-buahan karena permintaannya yang tinggi. "Saat ini apel Malang menjadi primadoa karena orang-orang kekurangan apel. Petani pun banyak yang menanam. Kalau impor berkuasa lagi, akan berdampak pada petani karena harga bisa jatuh," ujar Hasan.

Hasan berpendapat, keputusan yang ditetapkan WTO ini juga dapat mendorong negara lain untuk melakukan gugatan yang sama. Hasan mencontohkan Cina, dimana Indonesia melakukan pembatasan impor terhadap negara tersebut.

Selain melakukan kesepakatan dagang, Indonesia juga perlu memperkuat data dengan mendorong berbagai penelitan. Dia bilang, Indonesia bisa kalah melawan negara seperti Amerika Serikat karena tingkat keakuratan data yang dimiliki masih kurang. "Kalau kita ingin membuktikan bahwa produk Amerika tidak baik, kita harus bisa menunjukkan data-datanya," kata Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×