kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Perlu regulasi untuk dorong pembangunan Smart City


Selasa, 20 Oktober 2015 / 16:22 WIB
Perlu regulasi untuk dorong pembangunan Smart City


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah diminta untuk segera mengeluarkan kebijakan dan regulasi terkait dengan pembangunan kota dan desa cerdas. Hal tersebut diperlukan agar adopsinya kian cepat.

“Kehadiran regulasi sangat mendesak karena sekarang banyak kota atau desa ingin mengadopsi platform smart city, ini butuh rambu-rambu yang jelas,” ungkap Ketua Panitia Konferensi Smart Indonesia Initiatives Forum yang dihelat pada 15-16 Oktober lalu di ITB, Bandung, Suhono Harso Supangkat dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (20/10).

Selain meminta adanya regulasi, Suhono konferensi tersebut juga menghasilkan rekomendasi pengembangan smart people untuk Indonesia Cerdas akan menjadi bagian rencana aksi yang telah dilakukan komunitas Generasi K atau C-generation. “Kita akan konsisten di garis perjuangan membangun bangsa,” katanya.

Suhono mengatakan, isu pembangunan manusia cerdas juga menjadi perhatian Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani kala memberikan pidato di konferensi itu. 

“Menko Puan sangat memberikan perhatian terhadap stereotype anak bangsa, yang terpublikasi pada nationalstereotpye.com. Dalam situs itu terpublikasikan bahwa orang Indonesia lebih memikirkan keperluan jangka pendek, kurang memikirkan jangka panjang, pemalas, inferior lamban dan lainnya. Walau masih ada hal positif lainnya, seperti ramah, rendah hati, dan religius,” katanya.

Suhono juga mengatakan pada konferensi bergengsi itu juga hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyampaikan program Pariwisata Cerdas atau Smart Tourim. “Pak AY minta ITB  membantu menerapkan Teknologi untuk pengembangan pariwisata cerdas ini,” katanya.

Terakhir, di konferensi juga hadir Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli  yang mengangkat isu inovasi sangat penting. Ia juga mengkritik tentang kemrosotan rangking perguruan tinggi di Indonesia.

Sekadar informasi, Konferensi e-Indonesia Initiatives Forum ke XI dan Prakarsa Indonesia Cerdas  dihadiri lebih dari 650 peserta dan dibuka oleh Menristekdikti mewakili Presiden Republik Indonesia. 
  
Selanjutnya kegiatan Prakarsa Indonesia cerdas masih berlangsung hingga Desember  2015 untuk penilaian kompetisi pembuatan platform game, aplikasi, dan video terkait kota cerdas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×