Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun ini merek mobil asal China terus berupaya memperluas pasarnya di Indonesia, salah satunya Geely. Melalui PT Geely Auto Indonesia, pihaknya berencana menambah jaringan distribusi sebanyak 40 diler sampai akhir tahun ini.
Yusuf Ansori, Brand Director Geely Auto Indonesia menyatakan, saat ini Geely memiliki tiga diler yang berlokasi di Jabodetabek. “Targetnya di akhir Maret ini diler kami akan bertambah menjadi delapan, lalu di akhir kuartal kedua menjadi 20 diler, dan di akhir tahun bias mencapai 40 diler,” kata Yusuf di Jakarta, Jumat (21/3).
Menurutnya, target lokasii diler Geely tahun ini seperti Bandung, Surabaya, Batam, dan Bali. Dengan cara ini, pihaknya bisa memberikan akses yang lebih luas kepada konsumen terhadap produk Geely, serta memperkuat komitmen Geely untuk terus hadir di pasar Indonesia.
Baca Juga: Geely Auto Resmi Banderol Geely EX5 Mulai Rp 475 Juta, Intip Spesifikasinya
Yusuf menambahkan, pada bulan Maret ini Geely Auto Indonesia bru saja mendatngkan 1.000 unit Geely EX5langsung dari China yang merupakan pemesanan konsumen sejak awal tahun ini hingga penyelenggaraan acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025.
Adapun, pada momen Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 pada bulan Juli mendatang, pihaknya akan merilis mobil listrik baru, namun Yusuf enggan membeberkan lebih lanjut terkait kendaraan anyar tersebut.
Sepeerti halnya pabrikan mobil asal China lainnya di Indonesia yang membangun pabrik dan perakitan di Indonesia, Geely Auto Indonesia akan merealisasikannya pada kuartal ketiga tahun ini. Geely Auto Indonesia akan memanfaatkan fasilitas PT Handal Motor Indonesia (HMI) di Purwakarta, Jawa Barat yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Menurutnya, peralatan untuk perakitan sudah tiba di Indonesia pada kuartal kedua tahun ini sehingga pada kuartal ketiga tahun 2025 sudah bisa efektif beroperasi. Adapun, ia menargetkan saat operasional nanti, Geely Auto Indonesia bisa memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%.
Selanjutnya: OECD: Krisis Utang dan Risiko Gagal Bayar Ancam Negara Berkembang
Menarik Dibaca: 5 Warna Sofa Klasik yang Selalu Tren untuk Hunian Elegan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News