Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya permintaan akan Crude Palm Oil (CPO) tak mendongkrak produksi benih sawit. Produksi benih sawit salah satu produsen, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) justru mengalami penurunan.
"Volume produksi benih sawit pada semester pertama tahun 2017 turun dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Investor Realation SGRO, Michael Kusuma, Rabu (11/10).
Produksi benih sawit SGRO pada semester I tahun 2017 sebanyak 4,5 juta benih. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya pada periode yang sama mencapai 5,7 juta benih.
Penurunan tersebut dinilai telah terjadi selama lima tahun terakhir. "Tren lima tahun terakhir produksi benih sawit turun," terang Michael.
Hal tersebut dinilai Michael akibat dari ekspansi lahan yang rendah. Ekspansi lahan sawit dinilai meningkat pada awal tahun 2000. Namun, akibat banyaknya moratorium membuat ekspansi lahan sawit menurun.
Penggantian tanaman sawit yang sudah tidak produktif (replanting) pun dinilai tidak besar. Michael bilang replanting dilakukan untuk tanaman yang sudah berusia di atas 25 tahun. Sementara Michael beranggapan saat ini rata-rata tanaman sawit di Indonesia masih berusia muda.
Michael bilang apabila kebijakan replanting diterapkan akan meningkatkan permintaan terhadap benih sawit. Saat ini harga benih sawit yang dijual SGRO berkisar antara Rp 9.000 per benih hingga Rp 12.000 per benih.
Tahun ini, SGRO mematok target produksi benih sawit di bawah produksi tahun 2016. Michael bilang total produksi benih sawit tahun 2016 mencapai 8 juta benih. Tahun ini ditargetkan sekitar 6 juta hingga 7 juta benih yang akan diproduksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News