Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan PTPN VIII akan menggenjot produksi karet mereka tahun ini. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada, peningkatan produksi diharapkan mampu memasok kebutuhan bahan baku karet pabrik ban baru.
Chairul Muluk, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN III mengatakan, tahun ini, PTPN III menargetkan produksi karet 42.606 ton, naik 8,37% dari 2011 yang sebesar 39.313 ton. Dengan peningkatan itu, diharapkan penurunan produksi karet pada 2011 sebesar 5,08% dari 41.417 ton pada 2010 akan tertutup.
Walau harga karet alam terus fluktuatif, Chairul yakin harga komoditas karet tahun ini masih menguntungkan dan tak akan terlalu anjlok. Apalagi jika melihat adanya tren kenaikan harga minyak mentah dunia yang diperkirakan bakal tembus US$ 100 per barel. Kenaikan harga minyak mentah, dipastikan meningkatkan permintaan karet alam. "Kalau harga minyak bumi naik, maka harga karet sintetis yang bahan bakunya minyak bumi naik. Jadi konsumen akan beralih ke karet alam sehingga permintaan tinggi," kata Chairul kepada KONTAN, Selasa (24/1).
PTPN VII juga berupaya meningkatkan produksi karet. "Kenaikannya tidak signifikan. Soalnya ada beberapa tanaman yang replanting," kata Bagas Angkasa, Direktur Utama PTPN VIII. Untuk menambah produksi, perusahaan telah mengganti lahan kakao seluas kurang lebih 700 hektare dengan karet. Tahun lalu, produksi karet PTPN VIII mencapai 21.458 ton, turun 10,68% dari 2010 yang sebesar 24.025 ton.
Pabrik ban baru
Peningkatan produksi juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan karet ekspor maupun dalam negeri. Apalagi lima PTPN telah membentuk konsorsium untuk mendirikan pabrik ban roda dua yang ditargetkan beroperasi akhir tahun ini atau awal 2013.
Lima PTPN tersebut adalah PTPN III, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX dan PTPN XII. Rencananya pabrik ban tersebut berada di Cikampek, Purwakarta, Jawa Barat.
Pabrik akan memproduksi 7 juta unit ban luar, jenis radial dan tubeless, termasuk 14 juta unit ban dalam tiap tahunnya. Untuk itu, konsorsium membutuhkan dana investasi Rp 412 miliar. "Kami sudah mendapat perusahaan mitra," kata Chairul yang juga komisaris konsorsium.
Dia menambahkan, perusahaan mitra dalam negeri tersebut akan menangani pendirian pabrik. Sayangnya, Chairul tidak mau mengungkapkan namanya, sebab, "Mereka perusahaan publik jadi belum mau diumumkan sampai kerja sama ini resmi," katanya. Pabrik ban sepeda motor baru ini rencananya juga akan menggandeng swasta yang ahli di bidang teknologi, akses pasar dan permodalan.
Untuk menyukseskan ekspansi, Chairul mengatakan, PTPN III akan menanamkan dana sebesar Rp 18 miliar. Dengan dana itu, PTPN III akan menjadi lead konsorsium dengan kepemilikan 31,33% saham, sedangkan PTPN VII memiliki 8,67% saham, PTPN VIII 20%, PTPN IX 20%, dan PTPN XII 20%.
Total dana disetor oleh konsorsium dan perusahaan mitra mencapai Rp 144,2 miliar atau 35% total investasi. Sedangkan 65% sisanya didapatkan melalui kredit perbankan. "Saat ini tinggal menunggu persetujuan komisaris masing-masing PTPN untuk membentuk anak usaha," kata Bagas. Dikabarkan, pabrik ban akan dikelola anak usaha bernama PT Karet Unggul Nusantara.
Pabrik ban ini diharapkan mampu mengembangkan industri hilir karet dan menyerap produksi karet nasional. Menurut Chairul, industri ban ini akan memberikan nilai tambah besar bagi perusahaan dan petani karet. "Apalagi pasar ban dalam negeri berpotensi besar," katanya. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) mencatat, produksi ban roda dua pada 2011 mencapai 42 juta unit, naik 8,25% dibandingkan 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News