kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,71   -4,31   -0.48%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Lahan Industri Masih Stabil


Kamis, 22 Agustus 2013 / 07:05 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi skimming. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nyma/aww.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang terus terpuruk terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ke titik terendah sejak Mei 2009 rupanya belum membuat khawatir para pebisnis kawasan industri.

Menurut kalangan pebisnis kawasan industri, penjualan lahan industri masih terbilang aman hingga detik ini, terutama untuk kawasan industri besar yang berada di koridor Jakarta sampai Cikampek. "Pengaruhnya praktis tidak ada. Pasalnya, transaksi jual beli sebagian besar lahan industri sudah menggunakan mata uang dollar AS," ujar Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) kepada KONTAN, Rabu (21/8).

Apabila terjadi penurunan penjualan lahan industri, menurut Sanny, hal itu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor yang lain. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi, dan kenaikan upah tenaga kerja. Kondisi itu memaksa perusahaan lebih berhati-hati dalam berekspansi, termasuk untuk membeli lahan industri.

Faktor lainnya adalah pasokan lahan industri juga semakin menipis dua tahun terakhir. "Pengembangan kawasan industri baru tidak bisa cepat karena terkait dengan infrastruktur," jelas Sanny.

Makanya, Sanny meramalkan penjualan lahan industri tahun ini paling banter hanya berkisar antara 450 hektare (ha) sampai dengan 500 ha. Angka ini lebih sedikit daripada tahun lalu yang mencapai 600 ha. Sampai dengan paruh pertama tahun ini, penjualan lahan industri sudah 350 ha.

Utari Sulistiowati, Sekretaris Perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga pendapat senada. "Sampai hari ini, (dampak pelemahan rupiah terhadap dollar AS) belum ada pengaruh bagi bisnis kami," tegasnya.

Selama semester I-2013, Surya Semesta mencatatkan penjualan lahan industri seluas 61,7 ha atau turun 8% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang seluas 67,2 ha. Namun, nilai penjualan yang diraup perusahaan ini tetap meningkat karena harga jual lahan industri sudah terkerek naik dari US$ 89,6 meter persegi (m²) menjadi US$ 94,6 per m².

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×