kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.656   -49,00   -0,29%
  • IDX 8.050   -72,79   -0,90%
  • KOMPAS100 1.114   -9,07   -0,81%
  • LQ45 794   -8,55   -1,07%
  • ISSI 280   -1,38   -0,49%
  • IDX30 416   -5,01   -1,19%
  • IDXHIDIV20 475   -4,33   -0,90%
  • IDX80 122   -1,35   -1,09%
  • IDXV30 132   -1,64   -1,23%
  • IDXQ30 131   -0,92   -0,69%

Permintaan multivitamin dan suplemen Kimia Farma mendominasi di semester I-2021


Minggu, 01 Agustus 2021 / 20:19 WIB
Permintaan multivitamin dan suplemen Kimia Farma mendominasi di semester I-2021
ILUSTRASI. PT Kimia Farma (Persero) Tbk . ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyatakan jika sampai dengan semester I 2021 lalu permintaan produk multivitamin, suplemen dan obat terapi Covid-19 masih mendominasi dibandingkan jenis obat herbal.

Verdi Budidarmo, Direktur Utama KAEF menjelaskan permintaan obat herbal menunjukan pertumbuhan walau tidak sebesar tiga kategori obat yang disebutkan tersebut. Ia sendiri tidak merinci besarnya pertumbuhan permintaan obat herbal.

"Di semester I 2021, obat klasifikasi herbal mengalami peningkatan dan diminati masyarakat walaupun pertumbuhannya tidak sebesar produk multivitamin, suplemen dan obat terapi Covid-19," jelasnya kepada Kontan, Minggu (1/8).

Baca Juga: Pakai campuran produk impor dan domestik, begini harga tes Covid-19 Kimia Farma

Ia memberikan gambaran, hingga semester I 2021 KAEF berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan sebesar 18,61% secara YoY. Verdi berharap kenaikan tersebut akan terus berlanjut hingga akhir tahun, setidaknya bisa dipertahankan di angka yang sama.

Melihat laporan keuangan periode kuartal I 2021, KAEF mencatatkan penurunan penjualan neto hingga 4,25% dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Adapun sepanjang tiga bulan pertama 2021, KAEF mencatatkan penjualan hingga Rp 2,3 triliun. Padahal, di kuartal I 2020 KAEF mampu mencetak penjualan hingga Rp 2,40 triliun. 

 

Tekanan dari sisi top line itu turut menyeret bottom line-nya. Tercatat,  laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertekan hingga 33,90% yoy menjadi Rp 17,29 miliar. Sebelumnya, laba tahun berjalan KAEF tercatat Rp 26,16 miliar. 

Sebagai informasi, menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, pendapatan KAEF diharapkan bisa menyentuh Rp 11,27 triliun tahun ini. 

Verdi mengatakan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan berpelat merah tersebut terdiri dari pengelolaan modal kerja, efisiensi di COGS dan Opex, dan stabilitas kurs rupiah.

"Dari sisi bisnis, tantangan yang kami hadapi adalah banyaknya produk atau obat baru, baik untuk terapi covid ataupun obat penyakit lain, yang muncul. Hal ini akan menjadi ringan jika pergerakan ekonomi pulih dengan tercapainya heard immunity dan tertanganinya pandemi ini," jelasnya.

Selanjutnya: Genjot vaksinasi gotong royong, Kimia Farma datangkan 1 juta dosis vaksin Sinopharm

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×