Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pinhome, pionir end-to-end property-tech platform di Indonesia merilis temuan terbaru mereka mengenai tren pasar properti dalam Indonesia Residential Market Report semester I-2025.
Laporan terbaru dari Pinhome menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam penyediaan hunian premium ke kawasan penyangga ibu kota seperti BSD, PIK, dan Sentul.
Tercatat, inventori rumah menengah atas (Rp 1,5 miliar-3 miliar) mengalami pertumbuhan sebesar 34%, sementara rumah mewah (di atas Rp 3 Miliar) tumbuh 17% secara tahunan.
CEO & Founder Pinhome Dayu Dara Permata menjelaskan dari sisi permintaan, lonjakan signifikan terjadi di kawasan industri seperti Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Baca Juga: Sinar Mas Land Genjot Ekspansi Properti Komersial
Permintaan hunian premium di wilayah ini didorong oleh meningkatnya daya beli para ekspatriat yang mencari hunian dengan kualitas premium di dekat tempat kerja.
“Hal ini juga sejalan dengan berkembangnya industri manufaktur dan otomotif yang rata-rata berpusat di area tersebut,” ungkap Dayu, dalam media talk show, Kamis (21/8) di Jakarta.
Selain sektor hunian, Pinhome juga mencatat adanya peningkatan inventori lahan komersial di sejumlah daerah di Indonesia, seperti peningkatan 24% di Jabodetabek dan 42% di Bali Raya.
Dara menerangkan, peningkatan inventori yang terjadi di sektor lahan komersial ini turut didorong oleh tren gaya hidup baru seperti olahraga padel.
“Fenomena ini mendorong konversi sejumlah lahan menjadi padel court dan fasilitas sport lifestyle lainnya, membuka peluang bisnis baru di sektor properti komersial,” ujar Dayu.
Selain Jabodetabek dan Bali yang masih menjadi magnet utama investasi properti, kota-kota seperti Bandung, Surakarta, Yogyakarta, dan Malang mulai dilirik sebagai opsi investasi berikutnya.
Pasalnya, tingkat persaingan (demand) di kota-kota tersebut saat ini masih relatif rendah, memberikan peluang bagi investor untuk masuk lebih awal dan memanfaatkan pertumbuhan jangka menengah hingga panjang.
Baca Juga: Ini 10 Pengembang Terbaik Versi Hubexo Asia, Salah Satunya Modernland
“Selain Jabodetabek dan Bali, kota lain seperti Bandung, Surakarta, Yogyakarta, dan Malang dapat menjadi opsi bagi investor untuk masuk lebih awal, selagi tingkat persaingan belum setinggi di Jabodetabek dan Bali,” ungkap Dara.
Temuan lainnya adalah, data internal Pinhome menunjukkan kenaikan 5% pada transaksi KPR Take Over di semester I-2025 dibandingkan semester II-2024. Pertumbuhan ini didorong oleh dua momen utama, pertama penurunansuku bunga acuan di sepanjang semester I-2025.
“Bank Indonesia menurunkan suku bunga dari 6,00 persen menjadi 5,75 persen pada Januari dan kembali turun menjadi 5,50 persen di Mei 2025, memberikan sinyal positif bagi calon pembeli properti melalui KPR yang lebih terjangkau,” jelasnya.
Kedua, pemilik KPR lama menghadapi kenaikan bunga floating. Konsumen yang mengambil KPR dengan promo bunga fixed saat era pandemi (tahun 2020-2022) kini menghadapi lonjakan suku bunga floating hingga dua kali lipat pada tahun 2025.
Selanjutnya: Ada Beras Mengendap Lebih dari Setahun di Gudang, Dirut Bulog: Kondisinya Bagus
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (22/8), Provinsi Ini Siaga Waspada Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News