kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perpadi: HET akan berdampak baik bagi penggilingan


Senin, 28 Agustus 2017 / 21:14 WIB
Perpadi: HET akan berdampak baik bagi penggilingan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Sutarto Alimoeso, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) beranggapan HET ini akan berdampak positif kepada penggilingan kecil maupun penggilingan besar.

Dia bilang, penetapan harga tersebut sudah diperhitungkan dengan matang oleh pemerintah.

Menurut Sutarto, dengan adanya HET yang akan berlaku pada 1 September ini, maka tidak ada pihak yang mengambil keuntungan berlebih. "Kalau HET ini tidak diatur, siapa yang bisa membentuk harga adalah yang menguasai pasar. Sementara yang menguasai pasar adalah penggilingan besar, dimana dia bisa membeli gabah dengan harga tinggi. Kalau begitu, penggilingan kecil bisa kalah bersaing," tutur Sutarto di Jakarta, Senin (28/8).

Meski begitu Sutarto mengatakan, saat ini di beberapa daerah memang terdapat penggilingan yang berlebih dan penggilingan kecil yang tidak memiliki peralatan dengan kualitas bagus, seperti pengering. Karena itu, dibutuhkan bantuan pemerintah untuk mengentaskan masalah ini. Dengan adanya bantuan perbaikan dari pemerintah, maka penggilingan kecil akan bisa melakukan efisiensi.

Efisiensi yang dimaksud oleh Sutarto dapat dibentuk dari berbagai faktor. Misalnya, bila gabah dari daerah digiling oleh penggilingan di wilayah tersebut, maka biaya transportasi dapat berkurang. Sementara, bila penggilingan daerah dapat melakukan produksi sendiri, maka nilai tambah ekonomu bisa dinikmati oleh daerah itu pula.

Sutarto juga berpendapat, diperlukan penataan terhadap industri perberasaan supaya perkembangannya lebih terarah. Sutarto mencontohkan kebijakan yang dilakukan di Sragen, Jawa Tengah.

Dia bilang, di daerah tersebut gabah dari petani hanya diserap oleh penggilingan kecil, nantinya hasil dari penggilingan keci tersebut diserap kembali oleh penggilingan modern atau penggilingan besar.

"Ke depannya juga harus ditata, berapa banyak penggilingan yang seharusnya ada di daerah tersebut. Jangan karena masalah investasi, ditambah terus," tutur Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×