Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk bahan bakar minyak (BBM) baru Pertalite dan menggantikan posisi Premium dipastikan akan mengganggu pasar mobil nasional. Pasalnya, di saat daya beli melemah karena makro ekonomi, bisa diperparah dengan harga Pertalite yang lebih mahal ketimbang Premium dengan kompensasi kadar oktan lebih baik.
Pertalite dikabarkan memiliki kandungan oktan 90 atau di antara kualitas Premium dan Pertamax. Sedangkan, Muhammad Iskandar, VP Fuel Retail Pertamina menyatakan harga Pertalite dipasarkan dengan rentang Rp 8.000-8.300 per liter, lebih mahal dari posisi Premium saat ini, Rp 7.400 per liter.
"Pasti ada pengaruhnya nanti, tapi biasanya sifatnya sementara. Seperti kenaikan BBM sebelum-sebelumnya, biasanya pasar akan menyesuaikan dalam tiga bulan," jelas Imam Choeru Cahya, Kepala Departemen Pemasaran Kendaraan Penumpang dan Kendaraan Komersial Ringan Divisi Mitubishi Motors Corporation KTB di Jakarta Timur, Sabtu (18/4).
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang kuartal pertama tahun ini, total penjualan (wholesale) mobil baru mencapai 282.342 unit, turun 14,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, 328.500 unit. Pelemahan nilai tukar rupiah, naiknnya sejumlah harga kebutuhan pokok, dan penurunan nilai harga komoditas unggulan ikut memperngaruhi ekonomi nasional.
Soal kualitas Pertalite, Imam justru menyambut baik adanya produk baru dari Pertamina. Pasalnya, seluruh mobil yang dipasarkan di Indonesia, sebenarnya wajib mengonsumsi bensin dengan ron minimal 90. "Pertalite sebenarnya akan lebih cocok, ketimbang Premium yang di bawah kebutuhan dasar kendaraan di Indonesia," tukas Imam. (Agung Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News