kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pertamina alokasikan US$ 8 miliar untuk energi bersih


Rabu, 14 Juli 2021 / 17:50 WIB
Pertamina alokasikan US$ 8 miliar untuk energi bersih
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina mengalokasikan sekitar US$ 8 miliar untuk investasi energi bersih pada kurun 2020-2024.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, alokasi capex untuk sektor Energi Baru Terbarukan mencapai sekitar 9% dari total investasi untuk tahun 2020 hingga 2024. Jumlah ini dinilai telah melampaui besaran investasi International Oil Company (IOC) lainnya yang berkisar 4,3% saja.

Adapun, investasi pada sektor energi bersih ini meliputi US$ 4 miliar untuk pengembangan pipeline distribusi dan transportasi gas, US$ 0,3 miliar untuk Liquefaction & Regasification, US$ 3 miliar untuk integrasi power plant dan sekitar US$ 0,7 miliar untuk investasi proyek lainnya.

"Ada beberapa upaya untuk pengurangan gas rumah kaca untuk target pengurangan emisi karbon 30% pada 2030," kata Nicke dalam gelaran Investor Daily Summit, Rabu (14/7).

Baca Juga: Proses peralihan kontrak vendor eksisting di Blok Rokan kini telah mencapai 100%

Nicke menjelaskan, ada sejumlah portfolio bisnis di sektor energi bersih yang bakal didorong oleh Pertamina. Pertama, peningkatan kapasitas panas bumi menjadi 1.128 MW pada 2026. Saat ini Pertamina tercatat telah mengoperasikan pembangkit panas bumi dengan total kapasitas 672 MW.

Kedua, pengembangan hidrogen melalui aset yang dimiliki. Nicke mengungkapkan, pengembangan hidrogen saat ini telah dimulai Pertamina melalui aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu. 

Hidrogen yang dihasilkan pun digunakan untuk memproses biofuel pada kilang milik Pertamina. Secara khusus untuk hidrogen, Nicke menyebutkan konsumsi harian pada tahun ini mencapai 2,5 ribu ton per hari. Adapun, besaran marketnya mencapai US$ 40 miliar. 

Ketiga, Electric Vehicle & Energy Storage System. Nicke mengungkapkan, sebagai langkah awal Pertamina bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Inalum pun telah membentuk konsorsium untuk masuk ke ekosistem baterai kendaraan listrik. Ditargetkan produksi baterai mencapai 140 GWh pada 2029 mendatang.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×