Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina tahun ini akan memulai pembangunan infrastruktur gas. Salah satunya adalah membangun Mini dan Medium kilang Liquefied Petroleum Gas (LPG) Plant. Untuk Mini dan Medium LPG Plant akan dibangun sebanyak empat unit, dua unit pembangunan regasifikasi dan dua unit lainnya adalah untuk reaktivikasi.
Hari Karyuliarto, Direktur Gas Pertamina menyatakan, investasi pembangunan Mini dan Medium LPG Plant tersebut diperkirakan bakal menghabiskan dana sebesar US$ 300 juta. Rinciannya adalah untuk investasi Mini PLG Plant menghabiskan US$ 100 juta dan Medium LPG Plant US$ 200 juta. "Kami akan bangun di Jambi dan Jawa Timur. Untuk yang di Jawa Timur, akan dibangun di Kabupaten Gresik dan itu akan melibatkan anak usaha, yakni, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO)," kata dia. Sebelumnya, Pertamina memang sudah memiliki LPG Plant di Sumatra Selatan.
Menurut Hari, dalam membangun LPG Plant tersebut, kendala utamanya terletak pada rantai pasokan bahan baku dari sektor hulu. Untuk itu pihaknya bekerjasama dengan PHE WMO guna memastikan pasokan bahan baku tersebut. "Dalam membangun LPG Plant ini kendalanya ada di rantai di sektor hulu," ungkap dia, Kamis (6/3).
Selain membangun LPG Plant tersebut, Hari mengutarakan, pihaknya juga akan membangun Mini LNG di Bali, namun belakangan Pertamina bakal memindahkan pembangunan ke Kalimantan karena alasan komersial. "Yang di Bali batal," imbuh dia.
Kata dia, pembangunan Mini LNG di Bali sulit berkelanjutan dan nilai keekonomiannya tidak bagus seperti di Kalimantan. "Pertamina itu maunya membangun pusat regasifikasi-nya saja, kalau di Bali itu tidak akan sustainable dan kami mesti bangun pipa dan secara teknis, legal sulit berkembang, " kata Hari.
Hari bilang, untuk pasokan gas Mini LNG di Kalimantan bakal dipenuhi dari kilang LNG Tangguh, Papua Barat. "Kalau kami bangun regasifikasinya, likuifasi, kapal, rantai dari hulu ke hilirnya, dan pembelinya pasti lama. Jadi lebih baik kami ambil saja dari LNG Tangguh, yang memang sudah pasti," kata dia.
Selain Kalimantan, sebetulnya Pertamina pernah juga berencana membangun Mini LNG di Sulawesi dan Maluku dan rencana itu sampai saat ini belum dibatalkan. Hari mengatakan, Mini LNG memang cocok untuk di kawasan Indonesia Timur karena tidak perlu membangun jaringan pipa lagi dan dekat dari pusat LNG Tangguh di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News