Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. PT Chevron Indonesia sedang mengkaji rencana penjualan saham (farm out) di proyek panas bumi di Indonesia, yaitu proyek Salak dengan kapasitas 370 megawatt (MW) dan Derajat dengan kapasitas 240 MW.
Pemerintah Indonesia menginginkan agar Chevron bisa menawarkan lebih dulu kepada badan usaha milik negara (BUMN), baik kepada PT Pertamina (Persero) atau kepada PT PLN (Persero).
Namun VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina belum melakukan evaluasi dan menawar aset geothermal milik Chevron di Indonesia.
Walaupun, Pertamina sendiri memang memiliki rencana untuk melakukan akusisi saham blok migas dan non migas. "Tahun ini ada rencana akusisi saham satu blok migas dan satu non migas yang besar,"kata Wianda pada Jumat (22/4).
Sayangnya Wianda enggan menyebut blok migas dan non migas mana yang bakal diakusisi oleh Pertamina . Dia hanya menyebut, Pertamina telah melakukan pemetaan satu blok migas dan non migas di dalam negeri dan luar negeri.
Aspek yang menjadi kajian Pertamina untuk melakukan akusisi adalah kemampuan keuangan Pertamina, operasional, dan cadangan di blok tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News