kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina dan Shell kejar-kejaran soal harga BBM


Selasa, 04 Januari 2011 / 09:17 WIB
Pertamina dan Shell kejar-kejaran soal harga BBM


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Para konsumen mau tak mau harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Pasalnya, harga BBM non subsidi melejit cukup tinggi karena harga minyak mentah yang terus naik. Per 1 Januari 2011, dua produsen migas di tanah air kembali melakukan penyesuaian harga.

PT Pertamina (Persero) dan PT Shell Indonesia mengerek kenaikan harga bbm non subsidi. PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM non subsidi berkisar antara Rp 400 hingga Rp 1.600 untuk seluruh wilayah Indonesia. Sementara PT Shell Indonesia hanya menaikkan harga BBM-nya sebesar Rp 200 hingga Rp 250.

Meski kenaikan harga Pertamina lebih tinggi, tapi kedua produsen itu mematok harga BBM non subsidi tidak jauh berbeda. Pasalnya, khusus untuk SPBU Pertamina yang berdampingan dengan SPBU pesaing, Pertamina mematok harga tidak berbeda jauh.

"Shell Super kan harganya sekitar Rp 7.450 tidak jauh beda dengan harga Pertamax Pertamina sekitar Rp 7.500 per liternya. Untuk SPBU yang berdekatan, Pertamina memang mematok harga hampir sama dengan pesaingnya," ujar Ketua Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi kepada KONTAN, Senin (3/1). Menurut Eri, hal penting yang mempengaruhi penjualan dan omzet SPBU adalah faktor lokasi.

Merujuk kepada data Pertamina, kenaikan Pertamax, paling besar ada di Wilayah Unit Pemasaran VII (Tomohon, Manado, Bitung dan Minahasa Selatan). Kenaikan Pertamax di wilayah tersebut mencapai Rp 1.550 hingga Rp 1.600 per liter. Sedangkan untuk wilayah unit pemasaran lainnya, kenaikan Pertamax hanya berkisar antara Rp 450 hingga Rp 600.

Sementara harga Pertamax Plus rata-rata naik Rp 450 hingga Rp 600. Di Jakarta, harga Pertamax Plus menjadi Rp 7.900, di batam menjadi Rp 7.500, di Bali menjadi Rp 8.200, dan di Riau menjadi Rp 8.400 per liternya.

Sedangkan untuk shell, harga shell super 92 di wilayah Jabodetabek naik Rp 250 menjadi Rp 7.450. Sedangkan di wilayah Jawa Timur, harga shell super 92 menjadi Rp 7.700. Harga Shell Super Extra di wilayah Jabodetabek masih lebih mahal Rp 50 dari harga Pertamax Plus milik Pertamina. Harga Super Extra di Jabodetabek mencapai Rp 7.950 per liternya.

Untuk bahan bakar diesel, Shell justru mematok harga yang lebih rendah dari Pertamina. Di Shell, harga diesel di wilayah Jabodetabek hanya Rp 8.100 per liter sementara, harga Pertamina Dex mencapai Rp 8.300 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×