Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Group, Ikhsan Rosan. “Betul (ketiganya merupakan orang Garuda Indonesia),” ujar Ikhsan kepada Kompas.com, Selasa (10/9).
Garuda Indonesia menaruh orang-orangnya di Sriwijaya Air untuk membantu maskapai tersebut karena Sriwijaya Air terlilit utang di 3 BUMN yakni BNI, Pertamina, dan Garuda Maintenance Facility (GMF).
Bantuan yang diberikan Garuda dilakukan melalui skema Kerja Sama Manajemen (KSM) antara Citilink bersama PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air. KSM tersebut dilakukan sejak 9 November 2018 dan berlaku selama 5 tahun.
Baca Juga: Rute penerbangan ke Manokwari dihentikan, gubernur Papua Barat surati Sriwijaya Air
Di bawah pengelolaan Garuda Indonesia, kinerja keuangan Sriwijaya Air membaik. Bahkan Tahun lalu, Sriwijaya Air mencatatkan kerugian hingga Rp 1,2 triliun. Namun, setelah berada di bawah pengelolaan Garuda Indonesia, kinerja maskapai tersebut membaik.
Bahkan, Joseph Tendean yang ketika itu masih menjabat sebagai Direktur Utama Sriwijaya Air menargetkan pada tahun ini maskapai ini mencatatkan keuntungan setelah di tahun 2018 menderita kerugian hingga Rp 1,2 triliun. “Saya ngomong (target) di RKAP kita Rp 300 miliar. Kelihatannya sih (bisa) lebih,” ujar Direktur Niaga Sriwijaya Air Joseph Tendean di Jakarta, Senin (15/7).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina Tagih Utang Rp 791,44 Miliar ke Sriwijaya, Buntut Pencopotan Direksi?"
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News