kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pertamina desak Sriwijaya Air untuk segera bayar utang Rp 791,44 miliar?


Jumat, 13 September 2019 / 14:12 WIB
Pertamina desak Sriwijaya Air untuk segera bayar utang Rp 791,44 miliar?
ILUSTRASI. Pesawat Sriwijaya Air di Bandara Silangit


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (persero) mendesak Sriwijaya Group segera melunasi utangnya sebesar Rp 791,44 miliar. BUMN energi tersebut meminta Sriwijaya membayarkan utangnya paling lambat pada Rabu (18/9) mendatang.

Hal tersebut diketahui Kompas.com dari surat penagihan utang yang beredar. Berdasarkan surat tersebut, nilai utang Sriwijaya Air yang belum jatuh tempo sebesar Rp 57,97 miliar.

Sedangkan jumlah yang sudah lewat jatuh tempo sebanyak Rp77,23 miliar. Lalu ditambah restrukturisasi sebesar Rp377,62 miliar. Sementara, Sriwijaya Air memiliki saldo autocol sebesar Rp13,08 juta.

Baca Juga: Sriwijaya Air singkirkan orang-orang Garuda dari jajaran direksi?

Sedangkan utang NAM Air yang sudah jatuh tempo kepada Pertamina sebesar Rp 21,16 miliar. Lalu utang yang belum jatuh tempo sebanyak Rp 25,48 miliar dan restrukturisasi Rp 232,34 miliar. Selanjutnya, saldo autocol Nam Air hingga 10 September 2019 sebesar Rp 371,55 juta.

Surat bernomor 037/H10530/2019-S4 itu dibuat oleh Direktur Keuangan Manager Billing & Collection Gatot Siswowijono dan ditujukan kepada Direktur Keuangan Sriwijaya.

Kompas.com telah mencoba konfirmasi ke Wakil Komisaris Sriwijaya Air Chandra Lie dan Senior Manager of Corporate Communications Sriwijaya Air Retri Maya terkait surat tersebut. Namun, keduanya hingga pukul 12.40 WIB tak juga memberikan respon.

Baca Juga: Sriwijaya Air: Pariwisata dan business trip di semester II-2019 akan lebih baik

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman juga tak memberikan respon terhadap pesan singkat dan sambungan telepon Kompas.com.

Terkait Pencopotan Direksi?

Beberapa hari lalu, Sriwijaya Air merombak susunan direksinya. Pemegang saham mencopot direksi yang berasal dari Garuda Indonesia, yakni Direktur Utamanya Joseph Adrian Saul, kemudian Direktur Human Capital and Service Harkandri M Dahler, dan Joseph K Tendean selaku Direktur Komersial.

Untuk menempati posisi ketiga orang tersebut, Dewan Komisaris menunjuk Anthony Raimond Tampubolon selaku Plt Direktur Utama, Plt Direktur Human Capital & Layanan, dan Plt Direktur Komersial. Josep Adrian merupakan mantan General Manager Garuda Indonesia Denpasar, lalu Harkandri M Dahler sebelumnya menjabat Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility, sedangkan Joseph K Tendean pernah menjabat sebagai Senior Manager Ancillary Garuda Indonesia.

Baca Juga: Sriwijaya Air tidak tambah rute sampai akhir tahun

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Group, Ikhsan Rosan. “Betul (ketiganya merupakan orang Garuda Indonesia),” ujar Ikhsan kepada Kompas.com, Selasa (10/9).

Garuda Indonesia menaruh orang-orangnya di Sriwijaya Air untuk membantu maskapai tersebut karena Sriwijaya Air terlilit utang di 3 BUMN yakni BNI, Pertamina, dan Garuda Maintenance Facility (GMF).

Bantuan yang diberikan Garuda dilakukan melalui skema Kerja Sama Manajemen (KSM) antara Citilink bersama PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air. KSM tersebut dilakukan sejak 9 November 2018 dan berlaku selama 5 tahun.

Baca Juga: Rute penerbangan ke Manokwari dihentikan, gubernur Papua Barat surati Sriwijaya Air

Di bawah pengelolaan Garuda Indonesia, kinerja keuangan Sriwijaya Air membaik. Bahkan Tahun lalu, Sriwijaya Air mencatatkan kerugian hingga Rp 1,2 triliun. Namun, setelah berada di bawah pengelolaan Garuda Indonesia, kinerja maskapai tersebut membaik.

Bahkan, Joseph Tendean yang ketika itu masih menjabat sebagai Direktur Utama Sriwijaya Air menargetkan pada tahun ini maskapai ini mencatatkan keuntungan setelah di tahun 2018 menderita kerugian hingga Rp 1,2 triliun. “Saya ngomong (target) di RKAP kita Rp 300 miliar. Kelihatannya sih (bisa) lebih,” ujar Direktur Niaga Sriwijaya Air Joseph Tendean di Jakarta, Senin (15/7).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina Tagih Utang Rp 791,44 Miliar ke Sriwijaya, Buntut Pencopotan Direksi?"
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×