kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.378   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.504   -11,44   -0,15%
  • KOMPAS100 1.056   -4,21   -0,40%
  • LQ45 790   -6,62   -0,83%
  • ISSI 254   0,41   0,16%
  • IDX30 411   -3,85   -0,93%
  • IDXHIDIV20 469   -4,76   -1,00%
  • IDX80 119   -0,61   -0,51%
  • IDXV30 123   -0,93   -0,75%
  • IDXQ30 131   -1,44   -1,08%

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Gandeng PLN IP Kembangkan Proyek Panas Bumi 530 MW


Rabu, 06 Agustus 2025 / 18:59 WIB
Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Gandeng PLN IP Kembangkan Proyek Panas Bumi 530 MW
ILUSTRASI. PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor energi, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari agenda ketahanan energi nasional dan percepatan transisi menuju energi bersih.

Kerjasama antara Pertamina dan PLN dilakukan melalui afiliasinya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (PGEO) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP), dalam Head of Agreement (HoA) yang ditandatangani di Wisma Danantara Indonesia, pada Selasa pagi (5/8/2025).

Sinergi tersebut difasilitasi oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara/Danantara Indonesia) melalui PT Danantara Asset Management (Persero).

Kesepakatan ini mencakup kerja sama yang difokuskan untuk mengakselerasi pengembangan panas bumi pada 19 proyek eksisting dengan total kapasitas sebesar 530 megawatt (MW).

Baca Juga: PGEO Jadi Perusahaan Panas Bumi dengan Kapasitas Terpasang Terbesar Hingga 1.877 MW

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi mengungkapkan, langkah ini menjadi bagian signifikan dari strategi PGE untuk mempercepat pengembangan potensi cadangan panas bumi sebesar 3 gigawatt (GW) yang pihaknya telah identifikasi dari 10 WKP yang dikelola secara mandiri.

"Pengembangan ini meliputi tujuh proyek brownfield, delapan proyek yellowfield, dan empat proyek greenfield di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Hululais, Ulubelu, Lumut Balai, Lahendong, Kamojang, Sungai Penuh, dan Kotamobagu,” ungkap Julfi dalam keterangan tertulis, Rabu (06/08/2025).

Kerjasama ini berpotensi menghasilkan pengembangan tambahan kapasitas mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga US$ 5,4 miliar. Potensi pengembangan tambahan ini diproyeksikan dari wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru. Co-generation PLTP Ulubelu (30 MW) & Lahendong (15 MW).

Pada kesempatan ini, PGE dan PLN IP juga menyepakati Perjanjian Komitmen Konsorsium untuk pengembangan proyek PLTP Ulubelu Bottoming Unit (30 MW) serta Lahendong Bottoming Unit 1 (15 MW) dengan menggunakan teknologi co-generation. Secara keseluruhan, proyek ini berpotensi menambah kapasitas pembangkit hingga 45 MW.

Baca Juga: Kembangkan PLTP, PLN Indonesia Power Telah Produksi Energi Panas Bumi 5,6 GWh

“Penerapan teknologi co-generation dapat mempersingkat proses pengembangan pembangkitan listrik dengan biaya operasi yang lebih efisien. Efisiensi biaya ini disebabkan oleh penggunaan energi yang sudah ada dan juga tidak perlu melalui tahap eksplorasi. Oleh karena itu, kami percaya konsorsium ini mampu menambah kapasitas pembangkit tanpa menambah beban belanja modal (capex) Perseroan,” jelas Julfi.

Sebagai negara yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), Indonesia memiliki cadangan panas bumi mencapai 24 GW atau sekitar 40% dari cadangan global. Hingga 2024, tercatat kapasitas terpasang PLTP di Indonesia mencapai 2,6 GW, meningkat signifikan dari 1,4 GW di tahun 2014, namun potensi besar ini masih perlu dimanfaatkan secara lebih optimal.

Dalam kesempatan sama, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan, bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.

"Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional," ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri ikut menegaskan, sebagai mengemban mandat dalam pengelolaan wilayah kerja panas bumi nasional, Pertamina melalui PGE berkomitmen memperluas pemanfaatan sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.

"Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT," tutupnya. 

Baca Juga: Pertamina Gandeng PLN Kembangkan 19 Proyek Panas Bumi

Selanjutnya: Kontradiksi Data Pertumbuhan Industri BPS dan PMI Manufaktur, Mana yang Lebih Akurat?

Menarik Dibaca: Hingga Juli, Railink Catat 4 Juta Penumpang Naik KA Bandara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×