kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

PGEO Jadi Perusahaan Panas Bumi dengan Kapasitas Terpasang Terbesar Hingga 1.877 MW


Kamis, 26 Juni 2025 / 19:10 WIB
PGEO Jadi Perusahaan Panas Bumi dengan Kapasitas Terpasang Terbesar Hingga 1.877 MW
ILUSTRASI. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melaporkan telah melakukan sinkronisasi perdana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada Sabtu (14/6).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada tahun 2025 ini melaporkan telah mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 megawatt (MW). 

Dengan kapasitas ini, PGEO menjadi perusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang terbesar di Indonesia. 

Kapasitas ini terbagi menjadi 672,5 MW dikelola mandiri dan 1.205 MW dikelola melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC). 

Lebih detail, dari kapasitas terpasang ini, menghasilkan produksi listrik pada 2024 mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh).

Baca Juga: Indonesia Targetkan Tambah Kapasitas Pembangkit Listrik 140 MW dari Panas Bumi

Produksi ini tumbuh 1,96% secara year-on-year (2023 vs 2024) dengan kontribusi signifikan dari beberapa area seperti Kamojang (+5,36%), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72%). 

Energi panas bumi yang dikelola ini telah menyuplai lebih dari 2 juta rumah tangga di Indonesia sekaligus berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 9,7 juta ton CO? per tahun. 

Menurut Muhammad Taufik Manager Corporate Communication & CSR Pertamina Geothermal Energy, seiring meningkatnya kebutuhan energi, perseroan akan terus memperkuat perannya sebagai pionir transisi energi bersih melalui peningkatan kinerja operasional dan ekspansi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di seluruh Indonesia. 

 

"Ke depan, PGE menargetkan kapasitas terpasang yang dikelola mandiri sebesar 1 gigawatt (GW) dalam 2 tahun mendatang, dan 1,7 GW pada 2033," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (26/06). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Flores Jadi Pulau Panas Bumi, Ini Alasannya

Untuk itu, PGE tengah mendorong peningkatan produksi, eksplorasi, dan pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) baru. "Ini termasuk proyek Lumut Balai Unit 2 yang ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini," katanya. 

Dalam catatan Kontan, dari sisi kinerja keuangan sepanjang tahun 2024, Pertamina Geothermal Energy mengalokasikan 85,1% perolehan laba bersih di tahun 2024 sebagai dividen. 

Dengan angka dividen mencapai US$ 136,4 juta dan penyisihan laba ditahan sebesar US$ 24 juta.Sepanjang tahun 2024 perseroan mencatatkan penurunan laba bersih dari US$ 163,57 juta menjadi US$ 160,30 juta. 

Baca Juga: Bahlil Minta PLN Bangun Pembangkit Panas Bumi 40 MW di Maluku

Sementara dari sisi pendapatan, PGEO membukukan US$ 407,12 juta atau naik dari tahun sebelumnya yakni US$ 406,29 juta. Meski demikian, PGEO tetapi menjaga profitabilitas yang solid, arus kas operasional yang kuat, serta efisiensi biaya secara konsisten.

Selanjutnya: CIMB Niaga Resmi Pisahkan Unit Usaha Syariah, Target Operasi Mei 2026

Menarik Dibaca: Tangsel Diguyur Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Besok (27/6) di Banten Selengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×