kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Hulu Mahakam kembangkan teknologi hex straddle packer


Minggu, 20 Juni 2021 / 17:56 WIB
Pertamina Hulu Mahakam kembangkan teknologi hex straddle packer
Sumur pengeboran migas Pertamina Hulu Mahakam.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengembangkan inovasi dalam upayanya  mempertahankan produksi minyak dan gas bumi dari lapangan-lapangan yang telah mature di WK ini, yakni teknologi HEX Straddle Packer (High Expansion Straddle Packer). Teknologi ini digunakan untuk mengatasi masalah produksi air di sumur NB-104, di Lapangan Sisi Nubi.

General Manager Pertamina SubHolding Upstream Zona 8 Agus Amperianto menjelaskan  laju produksi air yang berlebih dapat menurunkan produksi migas dari sumur sehingga dibutuhkan cara untuk menutup zona-zona reservoir yang memproduksi air. 

Salah satu tantangan di WK Mahakam adalah situasi dan karakter reservoir di WK Mahakam yang sangat unik dan berbeda-beda, karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam, yang dikenal dengan deltaic system. 

"Dikarenakan kondisi sumur yang berbeda-beda, pekerjaan menutup zona reservoir ini tidak mudah, misalnya, di sumur NB-104 lokasi reservoir yang memproduksi air berada di bawah zona restriksi, sehingga cara-cara konvensional seperti pemasangan tubing patch tidak mungkin diterapkan," ujar Agus dalam keterangan resmi, Minggu (20/6).

Baca Juga: Dapat paket insentif fiskal, Pertamina Hulu Mahakam siap jaga operasi

Untuk itu, tim Well Intervention PHM berkolaborasi dengan Schlumberger dan Interwell menguji coba teknologi HEX Straddle Packer, yaitu satu teknologi dengan memasang packer yang memiliki dimensi ramping untuk melewati restriksi dan kemudian dengan kemampuan high expansion mengisolasi zona target. Dengan menggunakan teknologi ini, hasilnya zona air bisa ditutup sesuai target dan zona gas yang ada di bawah zona air tadi bisa kembali diproduksikan. 

Teknologi yang pertama kali diterapkan di Indonesia oleh PHM ini telah sukses dipasang pada April 2021 lalu dengan mode SIMOPS (simultaneous operation) antara Remote operation Well Intervention (WLI) dan Hydraulic Workover Unit (HWU). Kini sumur NB-104  telah dapat berproduksi kembali, tanpa diperlukan aktivitas intervensi yang lebih kompleks lagi. 

“Inovasi teknologi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan di PHM untuk mencari cara dalam meningkatkan produksi migas dengan harapan dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan,” imbuh Agus.

Agus melanjutkan pengembangan teknologi juga merupakan kunci untuk membuka potensi baru serta telah terbukti berkontribusi untuk memangkas biaya produksi.

Selanjutnya: Pertamina Hulu Indonesia terus berupaya mendorong inovasi dalam pemboran sumur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×