Reporter: Muhammad Yazid, Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina memenangkan tender penjualan solar ke perusahaan tambang batubara, PT Adaro Energy (Tbk), sebanyak 550.000 kiloliter (kl) per tahun. Nilai kontrak ini mencapai Rp 7 triliun per tahun. Kontrak berlangsung selama 10 tahun.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan, untuk tahap awal pihaknya akan memasok kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke Adaro Energy sebanyak 550.000 kl dari kebutuhan total Adaro Energy 800.000 kl per tahun.
"Sedangkan Adaro akan menyediakan storage atau tempat penyimpanan solar miliknya untuk dimanfaatkan oleh Pertamina," kata Dwi saat konferensi pers di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (13/5). Kerjasama ini akan mulai berjalan efektif pada Juli 2015 mendatang.
Di tempat yang sama Presiden Direktur Adaro Energi Garibaldi Thohir menerangkan, Adaro kini memiliki storage untuk penampungan BBM dengan kapasitas 72.000 kl di daerah Pulau Laut. Selama ini, storage tersebut dimanfaatkan untuk operasional Adaro. "Untuk menaikkan kapasitas, kami akan bicara lagi dengan Pertamina dan Pelindo II," ujar Boy, sapaan Garibaldi Thohir.
Saat ini, Adaro memiliki terminal yang dipakai untuk fasilitas penampungan batubara dan blending batubara. Selain itu Adaro juga memiliki storage fuel. "Nah, ini Pertamina melihat ada kesempatan untuk bisa sinergi dengan kami," jelasnya.
Boy menyambut positif kerjasama atas keinginan Pertamina menyuplai solar dengan cara yang kompetitif. "Kami juga ingin memperlihatkan sinergi antara BUMN dan swasta bisa terjadi asal ada niat serius," tandasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan setuju dan mendorong Pertamina melakukan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur bahan bakar milik sendiri maupun milik perusahaan lain, apakah itu milik BUMN lain ataupun pihak swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News