Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Ke depan, Pertamina juga akan terus mencari dan mengembangkan potensi di wilayah perairan strategis lainnya, salah satunya adalah bunkering di Selat Malaka.
“Sinergi dengan KBS adalah langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim khususnya di wilayah perairan strategis kita. Dengan hadirnya layanan Pertamina di titik strategis ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara serta yang terpenting mampu membuktikan untuk memberikan layanan terbaik di wilayah perairan strategis kita, kedepan, target Pertamina adalah mampu bersaing dengan negara tetangga lainnya dalam jasa layanan bunkering LSFO,” pungkas Hasto.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT KBS Akbar Djohan mengatakan bahwa bisnis maritim perdana Marine Fuel Oil (MFO) ini membuktikan strategi besar KBS untuk membangun ekosistem bunkering migas sebagai strategi ekspansi dalam bisnis maritim di sepanjang Selat Sunda.
Baca Juga: Pertamina Power targetkan pemasangan PLTS Atap di 76 SPBU di Jawa hingga akhir 2021
Selain itu juga menegaskan komitmen KBS untuk menjadikan Selat Sunda sebagai pelabuhan strategis yang dapat melayani seluruh kebutuhan kapal dengan pelayanan berstandar internasional terus ditingkatkan dan dijaga.
“Ini bentuk sinergi dan simbiosis mutualisme dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendorong produk-produk LSFO Pertamina dan memperkuat energy supply chains di Kawasan Pelabuhan Terintegrasi Krakatau. First bunkering ini adalah bukti KBS atau KIP untuk terus berupaya kembangkan berbagai layanan yang semakin lengkap untuk penuhi kebutuhan pelayaran dan bisnis maritim di Indonesia, terutama di Selat Sunda, sehingga kapal yang lewat dan singgah di Selat Sunda mudah untuk isi bahan bakarnya dan logistic services lainnya,” jelas Akbar Djohan.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo menandakan satu langkah yang maju membuktikan bahwa Pertamina dan KBS bisa memberikan layanan di alur maritim strategis Indonesia.
“Selat Sunda hanyalah salah satu alur maritim strategis Indonesia, masih ada Selat Malaka, dan Selat Lombok misalkan. Kita membicarakan mengenai potensi 200 ribu kapal ocean going melewati selat strategis di Indonesia, ini adalah kesempatan besar dan kita perlu menyiapkan fasilitas dan layanan seperti hari ini di lokasi strategis lainnya,” jelas Basilio.
Baca Juga: Pertamina resmikan Pertashop ke-100 di Kalimantan
Basilio Dias Araujo turut memberikan apresiasi kepada Pertamina dan KBS atas sinergi yang telah terealisasi secara cepat, hanya butuh 10 hari sejak penandatanganan kerja sama yang dilakukan sebelumnya.
“Ini artinya respon pasar sangat positif. Sekali lagi selamat kepada Pertamina yang telah memiliki kemampuan LSFO untuk suplai kebutuhan pasar dan tentu KBS yang telah memiliki kapasitas untuk menyediakan fasilitas kegiatan bunkering. Hari ini adalah bukti pemanfaatan peluang devisa negara yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal, mudah-mudahan kita bisa segera memanfaatkan jalur strategis lainnya,” tutup Basilio.
Terkait produk dan layanan ritel maupun skala industri Pertamina lainnya, masyarakat dan seluruh mitra Pertamina dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News