kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina-Marubeni berseteru, berikut penjelasan lengkap Dirut Pertamina Power


Jumat, 08 November 2019 / 08:50 WIB
 Pertamina-Marubeni berseteru, berikut penjelasan lengkap Dirut Pertamina Power
Direktur Utama Pertamina Power Ginanjar


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID: Surat Anda yang tersebar ke media menunjukkan sebuah rasa frustrasi Anda?

GINANJAR: Surat itu keluar karena they keep doing negative things

KONTAN.CO.ID: Terkait 4 isu, dari harga lahan dan lainnya?

GINANJAR: Sebenarnya lebih dari itu. PLTGU Jawa-1 dengan tarif 5.336 cent/kwh adalah magic. Semua tidak percaya dengan harga itu. Kemudian terjadi perbedaan intepretasi antara konsorsium dengan PLN, detail mengenai mengapa ini sampai terjadi akan saya sampaikan nanti secara terpisah. Saat itu yg penting bagaimana kita menyelamatkan proyek ini agar tetap fly, sementara IRR proyek drop ke Zona Merah.

Untuk menyelamatkan proyek tersebut, Pertamina melakukan dua skenario secara bersamaan. Melakukan “renegosiasi” dengan para supporting partners (GE, Samsung C&T, Samsung Heavy Industry dan Meindo) dan akhirnya berhasil mengantongi sekitar US$ 120 juta “discount” (perhitungan team saya malah US$ 160 juta “discount”.

Pencapaian diatas belum mampu mengangkat IRR ke Zona aman. Sehingga saya harus meminta izin khusus ke BOD Pertamina saat itu untuk run proyek di Zona kuning. BOD Pertamina saat itu akhirnya memberikan izin melalui Mekanisme “special BOD resolution”, dengan catatan bahwa saya harus mengembalikan IRR Proyek ke Zona Hijau. Tentunya saya harus menyanggupinya.

KONTAN.CO.ID: Jadi, kekisruhan itu terjadi karena kita berbeda arah tujuan?

GINANJAR: Betul. Setelah akhirnya saya mendapatkan persetujuan BOD untuk run proyek di Zona Kuning, saya harus berhemat disana bahkan mencari celah-celah positif untuk menaikkan IRR, sehingga proyek kembali ke Zona Hijau. Disinilah isu effisiensi proyek muncul.

Disamping “discount” yang saya sebut tadi diatas. Semasa persiapan untuk mendapatkan financial close (FC) kita bisa berhemat sebesar US$ 62 juta. Nilai sebesar itu kita peroleh dari penghematan pembelian lahan Rp. 400.000-Rp 600.000 per meter persegi yang sebelumnya diminta untuk membeli lahan Rp 2,7 juta per meter persegi, negosiasi dengan MoL, dll. Namun dalam pencapaian penghematan tersebut, kita berbeda arah. Anggota konsorsium lain selalu berargumen bahwa kita dikejar tengat waktu. Pada kenyataanya kita bisa dapat US$ 62 juta saving dan progress proyek tetap bagus bahkan AHEAD atau melampau target waktu.

KONTAN.CO.ID: Saya pikir US$ 160 juta plus US$ 62 juta tersebut sudah mampu mengangkat IRR Proyek PLTGU Jawa 1 ke Zona Aman?

GINANJAR: Belum. Tapi saya masih punya cadangan US$ 48 juta contingency budget yang tersimpan di financial model.

KONTAN.CO.ID: Bagaimana ini bisa?

GINANJAR:US$ 48 juta ini tidak boleh dibelanjakan, kecuali ada hal-hal yg betul-betul urgent dan bisa dibuktikan secara teknis. Jika hal ini bisa dihemat, maka akan menaikkan keekonomian proyek ke Zona Hijau. Kita harus menghindari change order. Penyakit proyek-proyek itu biasanya di change order, dan ini langsung menekan keekonomian proyek.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×