Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Manajemen PT Pertamina mengaku tidak berani membayar tagihan yang dilayangkan PT Orbit Terminal Merak (OTM) untuk membayar penyewaan tangki penyimpanan bahan bakar minyak (BBM). Pertimbangan mereka, nilai kontrak yang diteken manajemen lama PT Pertamina itu dianggap kelewat mahal.
Bahkan, saat ini kasus dugaan kontrak yang kelewat mahal ini juga sudah ditongkrongi oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Jika manajemen Pertamina nekad membayar tagihan tersebut, mereka khawatir bisa terseret kebui lantaran bisa merugikan negara, dan menguntungkan pihak lain.
"Daripada kami bayar terus ditangkap KPK, dianggap korupsi, ngapain? Bukan saya, kok, yang buat kontrak. Jadi yang penting Pertamina win-win, Pertamina mau pakai dengan harga yang wajar," kata Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Pertamina, Jumat (20/11).
Dalam upaya mencari solusi agar bisa win-win tersebut, saat ini manajemen Pertamina tengah melakukan negosiasi dengan PT OTM. Poin yang menjadi fokus renegosiasi adalah agar nilai kontrak turun. Ahmad menyebut, Pertamina ingin agar toleransi loses di tangki milik OTM bisa turun hingga 0,2% bahkan 0,1%. Sekadar tahu di kontrak lama, toleransi loses ini mencapai 0,3%.
Selain ingin mengurangi jumlah kehilangan alias loses, Pertamina juga meminta OTM membolehkan penggunaan tangki untuk menyimpan beragam produk-produk Pertamina, tidak cuma terbatas pada beberapa jenis BBM. "Jadi tidak dibatasi produk premium dan solar saja, pertalite dan pelumas pun harus boleh masuk situ," katanya.
Selain itu, dalam negosiasi, Pertamina juga menyampaikan pembanding harga sewa dengan tangki–tangki lain milik swasta yang juga di sewa Pertamina. Dengan perbandingan ini, diharapkan mereka bisa mendapatkan harga yang wajar dalam menetapkan kontrak penyewaan tangki.
Selanjutnya, harga yang disepakati akan dikonsultasikan dengan KPK, apakah merugikan negara atau tidak. Setelah ada kepastian tidak merugikan negara, Pertamina membayar ongkos sewa tersebut.
Dengan upaya renegosiasi, Pertamina optimistis kerjasama ini tidak akan membuat Pertamina menjadi tekor. Apalagi saat ini Pertamina memang membutuhkan banyak tangki agar bisa menyimpan cadangan bahan bakar nasional lebih banyak lagi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, saat ini Pertamina juga masih menggunakan tangki milik PT OTM itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News