Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mengungkap ketertarikan ikut dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.
CEO Pertamina NRE John Anis mengatakan keinginan ini didukung oleh latar belakang perusahaan yang mengembangkan energi baru terbarukan, ditambah dengan adanya target pembangkit nuklir di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034.
"Iya (tertarik), kami ingin selalu berkontribusi. Apapun yang diharapkan pemerintah ada di RUPTL, apalagi kita sebagai bagian dari energi baru terbarukan, tapi tentu saja pemerintah yang memutuskan," ungkap John ketika ditemui usai acara Groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/06).
Baca Juga: Danantara Gelontorkan Investasi US$ 120 Juta untuk Pertamina NRE
John menambahkan, pihaknya juga terbuka jika memang pengembangan PLTN bekerjasama dengan PLN atau pihak swasta lainnya.
"Apakah nanti berkonsorsium dengan PLN atau dengan yang lain, itu tidak masalah," tambahnya.
Asal tahu saja, dalam RUPTL terbaru, pembangkit tenaga nuklir masuk dalam jajaran pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan target awal pembangunan berkapasitas 2x250 megawatt atau 500 MW.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa beberapa negara yang memiliki nuklir telah mengajukan proposal untuk bekerjasama dengan Indonesia, seperti Rusia dan Kanada.
Baca Juga: Pertamina NRE dan Perusahaan Energi Asal China Garap Proyek Modul Panel Surya
"Rusia, lalu Kanada, saya sudah ketemu sama Menterinya, ada beberapa negara lain yang saya tidak bisa sebutkan, karena mereka tidak ingin. Tapi kalau Rusia, Kanada, itu karena sudah terbuka, jadi oke (disebut)," ungkap Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 (JGF 2025) di Jakarta, Selasa (24/6).
Bahlil juga mengungkap bahwa pemerintah melalui Kementerian ESDM, telah membuat peta jalan atau roadmap pengembangan nuklir di Indonesia. Dengan target maksimal pembangunan di tahun 2034.
"Pada 2034 maksimal, kita itu sudah harus punya nuklir di sektor energi. Bangun power plant. Memang yang model yang kita bangun itu adalah small-medium, yang mungkin di angka 300 MW sampai 500 MW. Ini dulu yang kita dorong," tambahnya.
Selanjutnya: Koujo Denka no Kateikyoushi Sub Indo Nonton di Mana? Simak Sinopsis dan Jadwal Tayang
Menarik Dibaca: Resep Bolu Lapis Surabaya Homemade Versi Ekonomis, Enak dan Lembutnya Juara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News