Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - PEKANBARU. PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi memulai mengoperasikan chemical enhanced oil recovery (CEOR) di Lapangan Minas Area A yang ditargetkan berkontribusi tambahan 2.800 barel minyak per hari (BOPD).
Penerapan teknologi ini juga membuka peluang perolehan minyak lebih dari 800 juta barel dari Blok Rokan, sekaligus memperpanjang umur produksi lapangan tua tersebut.
Proyek ini menjadi upaya Pertamina mendongkrak produksi migas nasional dari lapangan tua, sekaligus bakal menopang target lifting minyak 610.000 barel per hari (bopd) pada 2026.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebut, keberhasilan CEOR berpotensi menggandakan produksi Minas yang saat ini berada di kisaran 28.000 bopd.
Baca Juga: Kemenhub Sebut Progres Pembangunan Pelabuhan Wanam Papua Selatan Telah 87,39%
“Dengan suksesnya chemical EOR ini, produksi bisa meningkat dua kali lipat. Sama seperti pengalaman di Duri, yang produksinya bisa kembali mendekati puncak,” ujar Djoko saat peresmian CEOR Minas Area A, Selasa (23/12/2025).
Menurut Djoko, teknologi CEOR berpeluang menaikkan recovery factor hingga 12%-16%. Dengan tingkat perolehan Minas saat ini sekitar 56%, tambahan tersebut dapat membawa recovery factor ke kisaran 72%.
Ia pun mendorong agar implementasi CEOR dipercepat ke area lain di Blok Rokan, seperti Area B, C, D, Bangko, dan Balam, begitu proyek ini terbukti ekonomis.
“Once itu sudah ekonomis 2.800 [bopd] dengan bahan kimia yang saya dengar sudah 12.500 barel diinjeksikan, biaya itu adalah lebih kecil daripada minyak yang kita dapatkan itu mungkin kita bisa langsung percepat dulu,” ujar Djoko.
Djoko mengungkapkan investasi awal CEOR Minas telah mencapai sekitar US$ 300 juta yang mencakup tahapan laboratorium hingga pilot project.
Adapun biaya operasional (opex) ke depan terutama berasal dari pembelian bahan kimia. Hingga kini, volume injeksi telah mencapai sekitar 12.500 barel.
Baca Juga: Produksi Emas 2026: Antam Optimalkan Produksi Pongkor dan Pasokan dari Freeport
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menilai CEOR Minas sebagai babak baru lapangan tua.
Ia mengingatkan, Lapangan Minas ditemukan sebelum kemerdekaan dengan original oil in place (OOIP) hampir 9 miliar barel dan masih menyimpan sekitar 4 miliar barel saat ini.
“Inilah yang akan menjadi legacy, warisan kita untuk anak cucu kita. InsyaAllah cukup untuk 20 tahun ke depan. Dan hanya dari lapangan Minas, kita mencita-citakan lahirnya PHR baru,” kata Oki.
Produksi PHR saat ini sekitar 150.000 bopd. Ke depan, Minas diharapkan mampu menyumbang produksi serupa pada puncaknya.
Bahkan, pada 2030, Pertamina menargetkan tambahan sekitar 50.000 bopd dari Minas, dengan cita-cita jangka panjang mencapai 150.000 bopd.
Oki menambahkan, pengembangan CEOR sejalan dengan agenda Asta Cita pemerintah, khususnya swasembada energi.
Selain Rokan, teknologi EOR juga disiapkan di wilayah lain seperti PHM dan PHE OSES.
Baca Juga: Pemerintah Beri Diskon Tiket Pesawat Perjalanan Nataru Hingga 14%
Ia menjelaskan, keunggulan lain proyek ini adalah penggunaan formula surfaktan, alkali, dan polimer hasil pengembangan dalam negeri.
Pertamina menyebutnya sebagai surfaktan merah putih yang diharapkan menjamin keamanan pasokan dan menekan biaya. Pada fase berikutnya, seluruh kebutuhan kimia CEOR ditargetkan dapat diproduksi di dalam negeri.
Sebagai catatan, Lapangan Minas dikenal sebagai lapangan waterflood terbesar di Asia Tenggara, dengan produksi November 2025 sekitar 28.285 bopd dan recovery factor hingga 57%.
Implementasi CEOR tahap awal di Area A diharapkan menambah recovery factor 12%–16%, sekaligus memperpanjang umur produksi lapangan migas andalan nasional tersebut.
Selanjutnya: Huawei dan Blibli Resmikan Dua HUAWEI Experience Store Baru di Bekasi dan Cirebon
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Americano untuk Kecantikan Kulit, Atasi Jerawat hingga Mata Panda!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













