Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memastikan proyek Kilang Tuban alias Grass Root Refinery (GRR) Tuban kini memasuki tahap Final Investment Decision (FID) dan diharapkan selesai FID pada Desember 2025.
“Kilang tuban saat ini kita dalam proses FID ya, Final Investment Decision, nanti setelah itu baru akan kita nilai apakah feasible untuk kita lanjutkan, ataukah ada rencana lainnya, tapi sampai saat ini masih dalam proses itu," kata Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).
Simon menambahkan, proses FID ditargetkan rampung pada awal Desember mendatang.
Baca Juga: ESDM Masih Evaluasi Investasi Kilang Tuban Garapan Pertamina-Rosneft
“FID kemungkinan kita melihat awal Desember ya, nanti kita akan update lagi,” katanya.
Lebih lanjut, Simon memastikan proyek kilang di Tuban, Jawa Timur, masih dijalankan bersama mitra lama, yakni perusahaan energi asal Rusia, Rosneft.
“Sejauh ini masih dengan partner yang lama,” tegasnya.
Sebelumnya, proyek GRR Tuban sempat tersendat akibat ketidakpastian investasi dari pihak Rosneft, imbas sanksi Barat terhadap sektor energi Rusia. Meski demikian, Pertamina memastikan kesiapan aspek teknis dan nonteknis proyek tersebut.
Adapun proyek ini digarap melalui kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak usaha Pertamina dengan anak perusahaan Rosneft. Kilang Tuban masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) karena dinilai strategis dalam memperkuat ketahanan energi nasional.
Sementara itu, Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani mengatakan, saat ini usulan investasi untuk proyek GRR Tuban masih dalam proses review dan finalisasi.
"Serta ditargetkan selesai pada kuartal IV-2025," kata Milla kepada Kontan, Selasa (15/7/2025).
Baca Juga: Investasi Kilang Tuban Membengkak Jadi Rp 377 Triliun
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengevaluasi kelanjutan investasi proyek kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, yang digarap oleh PT Pertamina (Persero) bersama mitranya asal Rusia, Rosneft.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembahasan dengan Rosneft masih terus berjalan. Dia menyebutkan nilai investasi proyek tersebut mencapai sekitar US$ 24 miliar dengan lahan seluas lebih dari 800 hektare.
"Kemarin kita juga melakukan pembahasan dengan Rosneft. Sampai dengan sekarang, kita lagi melakukan evaluasi terhadap investasinya," kata Bahlil di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, pemerintah dan pihak terkait masih meninjau ulang perhitungan keekonomian proyek.
“Antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi review kembali. Belum pas, belum cocok,” tambahnya.
Selanjutnya: Saham NSSS Berpotensi Terlecut Program Biodiesel & Kesulitan Industri Menambah Lahan
Menarik Dibaca: Promo 11.11 Superindo Periode 11 November 2025, Diskon 50% dan Beli 1 Grartis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













