kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Investasi Kilang Tuban Membengkak Jadi Rp 377 Triliun


Rabu, 21 Mei 2025 / 11:56 WIB
Investasi Kilang Tuban Membengkak Jadi Rp 377 Triliun
ILUSTRASI. Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban kini membutuhkan dana hingga US$ 23 miliar atau setara Rp 377,38 triliun


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan lonjakan nilai investasi pada proyek kilang baru di Tuban, Jawa Timur.

Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban kini membutuhkan dana hingga US$ 23 miliar atau setara Rp 377,38 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.408 per dolar AS). Jumlah itu melonjak dari proyeksi awal yang sebesar US$ 13,5 miliar atau sekitar Rp 205,05 triliun.

Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman menjelaskan, kenaikan tersebut dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari melemahnya nilai tukar rupiah hingga lambatnya progres proyek akibat situasi geopolitik.

“Proyeksi (investasi) pasti lebih, dampak time value of money, (menjadi) US$ 23 miliar,” kata Taufik di sela IPA Convex 2025 di ICE BSD, Selasa (20/5).

Proyek kilang Tuban termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun hingga kini, proyek ini belum menunjukkan kemajuan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah keterlibatan mitra asal Rusia, Rosneft, yang terdampak sanksi internasional akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina NRE Resmikan PLTS 2,5 Megawatt Peak

Meski demikian, Taufik menegaskan, KPI masih melanjutkan kerja sama dengan Rosneft dalam pengembangan kilang tersebut. Saat ini proyek GRR Tuban masih berada dalam tahap Final Investment Decision (FID) dan secara paralel menjalani proses pengadaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC).

“FID Rosneft itu kalau gak salah di kuartal IV ini rencananya selesai proses,” kata Taufik.

Proses FID ini sejatinya sudah mengalami keterlambatan. Sebelumnya, KPI menargetkan keputusan investasi bisa dirampungkan pada kuartal I 2024. Namun target tersebut meleset, seiring berbagai tantangan yang dihadapi proyek.

Sebagai informasi, tahapan EPC merupakan fase penting dalam proyek infrastruktur migas, yang mencakup perancangan sistem, pengadaan peralatan, hingga konstruksi.

Sebelumnya, Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen mengatakan, skala proyek yang besar dan pembangunannya yang dimulai dari nol menjadi alasan utama mengapa FID memerlukan waktu lebih lama.

"Karena proyek ini kan besar sekali, dan grass root itu dimulai dari nol. Jadi memang proses FID-nya agak lama mungkin ya," kata Hermansyah ditemui di Jakarta, Senin malam (10/3).

Meskipun demikian, ia menegaskan tidak ada hambatan berarti dalam penyusunan FID, dan KPI tetap menargetkan keputusan tersebut dapat diselesaikan tahun ini.

"Memang mungkin perhitungannya, FIC tender-nya yang membuat sedikit terlambat," tambahnya.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional (KPI) Amankan Produksi Avtur untuk Musim Haji

Setelah FID disetujui, KPI akan segera memasuki tahap pembangunan dan konstruksi kilang. Namun, pelaksanaan proyek ini masih bergantung pada finalisasi keputusan investasi tersebut. Saat ini, KPI masih mengerjakan penyusunan FID secara bersamaan dengan proses tender Integrated Project Consultant (IPC).

Hermansyah juga memastikan kemitraan dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft, tetap berjalan dalam skema Joint Venture (JV).

"Kami masih bersama Rosneft dan terikat dengan JV tersebut," katanya.

Selanjutnya: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 21-22 Mei 2025, Susu Entrasol Beli 2 Gratis 1

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 21-22 Mei 2025, Susu Entrasol Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×