Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina mengalokasikan 14% dari belanja modal atau sekitar US$9,8 miliar hingga US$ 11,2 miliar untuk investasi energi bersih hingga 2026. Asal tahu saja, belanja modal Pertamina untuk kurun 2022-2026 mencapai US$ 70 miliar hingga US$ 80 miliar.
Chief Executive Officer Pertamina NRE, Subholding Power and Renewable Energy Pertamina Dannif Danusaputro mengungkapkan, langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina yang berupaya menggunakan sumber daya domestik untuk memasok kebutuhan energi nasional menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.
Dannif juga menyampaikan, proyeksi belanja sektor hulu dan hilir. Dalam proyeksi Pertamina, sektor hulu akan menyerap 45% belanja modal dan sektor hilir 37%.
“Sisa 4% untuk portofolio lainnya. Rata-rata perusahaan energi lain memproyeksikan belanja modal sekitar 4,3%,” ujar Dannif dalam siaran pers, Sabtu (25/9).
Baca Juga: Pertamina: Konsumsi BBM Subsidi Turun 13% Pasca Penyesuaian Harga
Menurut Dannif, kebutuhan biaya untuk melakukan transisi energi sangat besar. Apalagi ini menjadi tuntutan global. Hal ini mengharuskan semua perusahaan mendesain ulang strategi dalam mencapai target produksi diikuti dengan penurunan emisi.
Dia menjelaskan, bauran energi Pertamina juga akan berubah signifikan pada 2030. Pada 2021 bauran energi Pertamina mencapai 2,3 MT Joule dengan 81% dari produk pengolahan (tidak termasuk LPG), 15% produk pengolahan LPG dan 3% gas.
“Pada 2030, porsi NRE akan naik menjadi 17% dan gas 19%, sedangkan produk pengolahan turun menjadi 61% dan LPG berkurang jadi 3%,” kata Dannif.
Untuk mencapai target, tambah Dannif, Pertamina memiliki beberapa proyek dan aktivitas yang sudah lama dijalankan, antara lain geothermal, pengembangan hidrogen, ikut berpartisipasi dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan energy storage system, dan membangun green industrial cluster.
Selain itu, Pertamina juga mengembangkan green refinery, bio energy, proyek natural based solution (NBS) serta pengembangan EBT seperti solar PV, serta inisiatif lainnya. Selain itu, Pertamina juga ambil bagian dalam proyek Demtyl Ether (DME) yang ditargetkan rampung pada 2025.
EVP & CEO of Downstream Petronas Datuk Sazali Hamzah mengungkapkan, untuk bisa melakukan transisi energi, pihaknya menargetkan perbaikan arus kas sebesar 50%. Dengan keuangan lebih baik, manajemen Petronas diproyeksikan dapat mendanai transisi energi.
Baca Juga: Electrum Bidik Produksi 2 Juta Unit Sepeda Motor Listrik
"Petronas menargetkan 30% revenue pada 2030 berasal dari non-traditional business (bisnis migas)," ujar Hamzah.
SVP Global Operation Mubadala Energy Stefano Raciti menyatakan, kondisi saat ini memengaruhi strategi perusahaan ke depan. Mubadala akan fokus berinvestasi membangun portofolio ke gas.
"Kami juga membidik carbon capture hydrogen. Kami komitmen untuk investasikan untuk bisa merealisasikan itu seperti Andaman sepertinya juga lebih ke gas," pungkas Stefano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News