kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perumnas Bakal Garap Rusunami, Pengembang Swasta Kecewa


Rabu, 21 Januari 2009 / 12:56 WIB
Perumnas Bakal Garap Rusunami, Pengembang Swasta Kecewa


Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berkah Imlek mampir di Perumahan Nasional (Perumnas). Mereka bakal menggarap lahan beberapa eks Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dibangun rumah susun sederhana milik (rusunami). Hanya saja, upaya itu ternyata membuat pengembang swasta sewot.

Bagaimana tidak, pengembang swasta sama sekali tidak kebagian jatah tanah eks BUMN untuk ikutan mendirikan rusunami. Walhasil, tanah seluas 800 hektare itu sepenuhnya akan digarap oleh Perumnas. “Rusunami ini kan diprioritaskan untuk karyawan BUMN jadi bukan untuk tujuan komersial. Dan saat ini kami sedang menyusun proyeknya,” kata Direktur Utama Perumnas Arief Himawan Sugoto, Rabu 21/1 di Jakarta.

Rencananya, di lahan itu akan dibangun 1.600 menara, dengan perincian, di setiap satu hektare bisa didirikan sekitar dua menara. Setiap satu menara tadi, terdiri dari 500 unit rusunami.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Bidang Rusunami REI, Muhammad Nawir bilang, Perumnas secara tidak langsung sudah memonopoli hak penguasaan lahan untuk mendirikan menara rusunami. Apalagi pengembang BUMN seperti Wika Realty dan Adhi Realty sama sekali tidak mendapatkan jatah. “Apakah Perumnas memiliki kapasitas untuk pembangunan sebanyak itu? Lah wong pembangunan rusunami di Kemayoran saja tersendat,” ujarnya.

Selama ini kan pengalaman perumnas itu bangun rumah susun sewa (rusunawwa). Jadi kalau Perumnas membangun rusunami pasti bakal menemukan kesulitan. Apalagi kalau sampai konsep pembangunannya itu adalah konsep mix used. Sudah begitu kebanyakan luas tanah eks BUMN itu sekitar 20 hektare sampai 40 hektare. “Jadi sayang sekali kalau diserahkan kepada Perumnas semua,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×