kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan China banyak berinvestasi membangun pabrik stainless steel di Indonesia


Senin, 23 Juli 2018 / 20:16 WIB
Perusahaan China banyak berinvestasi membangun pabrik stainless steel di Indonesia
ILUSTRASI. Industri Metal


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membanjirnya produk impor baja ringan tahan karat atau stainless steel di China membuat pemerintah Negeri Panda tersebut mulai melakukan penyelidikan anti-dumping. Salah satu pelaku yang diduga adalah perusahaan baja asal Indonesia.

Kementerian Perdagangan China, Senin (23/7), menyatakan akan melakukan penyelidikan anti-dumping pada produk stainless steel dan plat stainless steel tahan panas dari Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan dan Indonesia yang jumlahnya naik hampir tiga kali lipat tahun lalu.

Direktur Eksekutif Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro menjelaskan ada kemungkinan dugaan Cina itu berasal dari hasil produksi stainless steel yang diproduksi oleh investor dari Cina di Morowali. 

"Produk itu di ekspor ke Cina dan ternyata pemerintah Cina melihat ada indikasi harganya unfair," kata Hidayat kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian (Kemprin), I Gusti Putu Suryawirawan menduga penyelidikan itu karena suplai dan permintaan di Cina terganggu. 

Perusahaan China banyak berinvestasi di Indonesia dan membangun pabrik stainless steel di Indonesia sebagai basis produksi ekspor mereka. "Stainless steel kita sudah diekspor ke seluruh dunia termasuk juga ke Cina. Saya masih harus cek lagi apakah itu dumping atau tidak," kata Putu kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).

Sementara, Direktur PT Krakatau Steel Tbk, Purwono Widodo mengatakan ekspor ke China tidak sebesar yang dituduhkan. "Jadi ya tidak mungkin dua per tiga diimpor China. Barangkali presentase kenaikannya yang dirasa mereka cukup besar," kata Purwono kepada Kontan, Senin (23/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×