kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   -7.000   -0,46%
  • USD/IDR 15.729   -84,00   -0,54%
  • IDX 7.623   -71,48   -0,93%
  • KOMPAS100 1.179   -10,26   -0,86%
  • LQ45 935   -8,07   -0,86%
  • ISSI 230   -1,77   -0,76%
  • IDX30 483   -4,27   -0,88%
  • IDXHIDIV20 577   -4,75   -0,82%
  • IDX80 134   -1,14   -0,84%
  • IDXV30 140   -1,13   -0,80%
  • IDXQ30 160   -1,02   -0,63%

Perusahaan Dalam Negeri Banyak Lakukan PHK, Presiden Partai Buruh Angkat Bicara


Senin, 28 Oktober 2024 / 07:15 WIB
Perusahaan Dalam Negeri Banyak Lakukan PHK, Presiden Partai Buruh Angkat Bicara
ILUSTRASI. Presiden Partai Buruh Said Iqbal memberikan sambutan dalam acara Partai Buruh Focus Group Discussion (FGD) 'Menolak Presidential Threshold'. Diskusi ini membahas batas pencalonan presiden 20 persen di Mahkamah Konstitusi (MK) yang dilaksanakan di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023). Partai Buruh resmi mengajukan gugatan uji materi atas ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold ke MK. Warta Kota/YULIANTO


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan sejumlah faktor penyebab industri dalam negeri melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Iqbal yang juga Presiden Partai Buruh menjelaskan, faktor tersebut ialah banjirnya barang-barang tekstil impor yang menggerus industri tekstil di Tanah Air.

Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2023 yang memperbolehkan impor tekstil.

Baca Juga: Menaker: Presiden Prabowo akan Selamatkan Pekerja Sritex

“Penyebab lain industri garment tekstil hancur itu Permendag no 8/2023 nggak dicabut, yang memperbolehkan impor tekstil yang dikejar pemain kelas bawah, kejar itu importir-importir yang besar,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (27/10).

Iqbal mengatakan, banjirnya barang impor tersebut diperburuk dengan daya beli (purchasing power) masyarakat yang rendah. Menurutnya, daya beli yang rendah ini dipengaruhi oleh upah buruh yang kecil.

“Penyebab daya beli turun adalah deflasi, penyebab deflasi adalah upah buruh di 3 tahun sebelumnya nggak pernah naik, 2 tahun terakhir naik upahnya di bawah inflasi penyebabnya adalah omnibuslaw kedua adalah impor dari China,” katanya.

Baca Juga: APSYFI: China Tak Jadikan Indonesia Sebagai Hub, Tapi Sebagai Pasar Barang Murah

Selain mencabut Permendag tersebut, lanjut Iqbal, pemerintah diminta untuk membantu perusahaan-perusahaan yang kesulitan membayar hutang dengan metode homologasi di mana tenor pembayarannya bisa diperpanjang.

Kemudian, kata Iqbal, kenaikan upah bakal berdampak pada penciptaan lapangan kerja baru, di mana ini akan mendorong naiknya daya beli sehingga nilai konsumsi masyarakat naik dan pertumbuhan ekonomi pun akan terkerek.

“Indonesia penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi itu konsumsi 54%, jadi kalau konsumsi naik pertumbuhan ekonomi akan naik. Kalau pertumbuhan ekonomi naik, lapangan kerja baru akan terbentuk. Pemerintahan yang lalu, setiap 1% pertumbuhan ekonomi akan menyerap 300 ribu - 400 ribu tenaga kerja baru,” tandasnya.

Untuk diketahui, KSPI menuntut kenaikan upah minimum sebesar 8% hingga 10% pada tahun 2025.

Baca Juga: Ada Utang Sritex di 28 Bank, BCA Paling Banyak

Kenaikan upah minimum tidak seharusnya merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023, karena PP tersebut merupakan turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja yang masih dalam tahap uji materiil.

Lalu, KSPI juga menyerukan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja, terutama pada klaster ketenagakerjaan dan petani, yang kini sedang dalam tahap peninjauan oleh Mahkamah Konstitusi.

Selanjutnya: Harga Minyak Turun Lebih dari 4% Senin (28/10) Pagi, Iran Redakan Ketegangan

Menarik Dibaca: Daftar 4 Film Horor Tentang Boneka Arwah Jahat dan Sadis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×