Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, perusahaan pelat merah akan ikut mendorong pengembangan energi terbarukan. Kementerian BUMN pun telah menugaskan BUMN klaster energi dan pertambangan untuk menggenjot investasi di sektor energi hijau.
"Kementerian BUMN telah menugaskan perusahaan-perusahaan BUMN di dalam klaster energi dan minerba seperti PLN, Pertamina, MIND ID, dan PTBA untuk terus berinvestasi demi energi masa depan," ujar Erick dalam sambutan webinar yang digelar Kamis (22/10).
Sejumlah program telah disusun dan dijalankan, untuk menyokong transisi energi dari yang berbasis fosil ke energi terbarukan. Antara lain dengan pengembangan baterai kendaraan listrik (EV Battery) serta sinergi refinery dan petrokimia.
"Implementasi transisi yang jelas dan terpadu, untuk peralihan dan sumber daya fosil ke energi terbarukan," sambung Erick.
Baca Juga: Genjot pemanfataan panas bumi, Pertamina bakal gandakan kapasitas terpasang ke 1,3 GW
Selain itu, ada juga program biodiesel B30 yang sudah berjalan, serta percepatan gasifikasi batubara yang akan diubah menjadi methanol dan dymethil ether (DME). Dengan begitu, ada alternatif untuk mengurangi impor LPG yang sekarang mencapai sekitar 6 juta metrik ton.
Program energi terbarukan lainnya adalah di sektor kelistrikan. Erick bilang, ada program percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) oleh PLN yang bekerjasama dengan Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA). Pembangkit surya tersebut akan memiliki kapasitas 145 megawatt (MW) dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Erick menyampaikan, pihaknya sedang memetakan potensi-potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia. "Kami prioritaskan mulai dari kepulauan-kepulauan. Dikarenakan saat ini beberapa daerah memiliki kapasitas yang berlebih akibat pandemi covid-19," terang Erick.
Menurutnya, pengembangan energi terbarukan menjadi bagian penting dalam ketahanan energi. Untuk itu, energi bersih mesti didorong dengan mempertimbangkan potensi cadangan serta kebutuhan energi di masa depan.
Faktor-faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah ketersediaan, akses, keterjangkauan, keberlanjutan, serta daya saing.
Menurut Erick, ketahanan energi merupakan bagian dari tiga pilar dalam mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045. "Ketahanan di bidang energi merupakan salah satu dari 3 pilar utama, selain ketahanan pangan dan kesehatan yang ingin diwujudkan Kementerian BUMN," pungkas Erick.
Selanjutnya: Enggan akuisisi PLTU Paiton, ini fokus Adaro Energy (ADRO) di bisnis kelistrikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News