kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petral dibubarkan, Pertamina bisa hemat anggaran


Selasa, 16 Februari 2016 / 11:40 WIB
Petral dibubarkan, Pertamina bisa hemat anggaran


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sebentar lagi PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), yang merupakan anak usaha PT Pertamina (persero) secara resmi akan dibubarkan. Wianda Pusponegoro, VP Corporate Communication Pertamina mengatakan, perseroan sedang mendaftarkan likuidasi grup Petral pada regulator di Hongkong dan Singapura.

Berbarengan dengan pendaftaran likuidasi tersebut, sekaligus Pertamina akan melakukan finalisasi piutang yang masih tertunda. Perseroan sebelumnya menargetkan bisa menyelesaikan seluruh tahapan proses likuidasi Petral pada kuartal II 2016.

Sejak Mei 2015, operasional Petral dan anak usahanya telah dihentikan menyusul adanya dugaan praktek mafia migas di tubuh anak usaha Pertamina tersebut. 

Bahkan, Pertamina telah menyewa jasa auditor independen, yaitu Kordamentha untuk melakukan audit forensik terhadap Petral dan telah diselesaikan pada 31 Oktober 2015. 

Hasil audit forensik membuktikan adanya anomali pengadaan minyak yang dilakukan Petral sehingga harga yang dibeli oleh Pertamina menjadi lebih mahal ketimbang harga pasaran.

Sayangnya, hasil audit tersebut tidak bisa dijadikan jejakan untuk membongkar praktek mafia migas. 

Pertamina pun akhirnya hanya merubah proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) yang saat ini diklaim bisa memberikan penghematan dan efisiensi yang lebih banyak kepada perseroan ketimbang melakukan pengadaan minyak dan produk minyak melalui Petral.

Wianda bilang, sepanjang tahun lalu penghematan yang didapat Pertamina melalui ISC bisa mencapai US$ 280,1 juta. Penghematan tersebut bisa didapat karena mitra ISC dalam pengadaan minyak lebih beragam ketimbang mitra Petral maka ada renegosiasi dengan semua mitra untuk mendapatkan harga terbaik.

"Akibatnya kami mendapatkan harga yg lebih kompetitif,"kata Wianda pada KONTAN Senin (15/2).

Selain itu, biaya transportasi juga banyak dihemat karena kargo dijemput oleh Pertamina alias freight on board. Pertamina juga tidak perlu lagi membuka letter of credit (LC) cukup besar. 

Dengan Saudi Aramco yang memiliki kontrak evergreen dengan Pertamina sekitar 120.000 barel per hari. Sejak Juni 2015, Saudi Aramco bersedia untuk tidak lagi mewajibkan Pertamina menerbitkan LC.

"Kami cukup bayar setelah kargo tiba di dermaga Pertamina dalam bentuk telegraphic transfer (TT),"katanya.

Pertamina memang untuk terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC) melalui lima program terobosan ISC 1.0. 

Lima program fase ISC 1.0 itu adalah memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan, dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina. Terobosan lainnya adalah dengan pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan.

“ISC 1.0 juga menerapkan terobosan lain berupa penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT),” ujar Wianda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×